penderita covid-19 masih memiliki virus setelah gejala hilang

Beberapa Penderita COVID-19 Masih Membawa Sisa Virus Setelah Gejala Penyakit Hilang

Satu lagi alasan kenapa kita perlu melakukan physical distancing, isolasi mandiri dan melakukan pencegahan primer (cuci tangan dan memakai masker). Penelitian menyatakan beberapa penderita COVID-19 masih membawa sisa virus setelah gejala penyakit hilang.

Riset yang diterbitkan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine akhir Maret 2020 menjelaskan bahwa virus SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19) masih tersimpan di dalam tubuh hingga delapan hari setelah gejalanya penyakit hilang.

Dr. Lixin Xie dan timnya, melakukan studi pada 16 pasien COVID-19 (rata-rata usia 35,5 tahun) yang dirawat di pusat perawatan PLA General Hospital, Beijing, antara 28 Januari – 9 Feburari 2020.

Peneliti mengumpulkan sampel dari swab tenggorok pada semua pasien. Partisipan dipulangkan setelah virusnya dinyatakan negatif dengan dua kali tes polymerase chain reaction (PCR).

“Temuan paling signifikan dari riset kami adalah bahwa separuh dari pasien tersebut tetap memiliki virus setelah gejalanya menghilang,” kata Dr. Sharma salah satu peneliti dari Section of Pulmonary, Critical Care & Sleep Medicine, Department of Medicine, Yale School of Medicine. “Infeksi yang lebih parah mungkin memiliki waktu penghilangan (virus) yang lebih lama.”

Gejala utama yang terlihat pada pasien tersebut seperti demam, batuk, nyeri tenggorok dan sesak napas. Mereka dirawat dengan serangkaian obat.

Waktu sejak pertama kali terinfeksi hingga muncul gejala (masa inkubasi) adalah lima hari pada 15 pasien. Rerata durasi gejala adalah delapan hari, sementara lamanya pasien tetap bisa menginfeksi setelah gejala hilang adalah antara satu hingga delapan hari. Dua pasien memiliki diabetes dan satu dengan tuberkulosis (TB), tetapi tidak mempengaruhi waktu perjalanan infeksi penyakit.

“Bila Anda memiliki gejala gangguan pernapasan ringan dari COVID-19 dan tinggal di rumah agar tidak menulari orang lain, perpanjang waktu karantina Anda selama dua minggu setelah pemulihan untuk memastikan bahwa Anda tidak menulari orang lain,” terang Dr. Lixin Xie, yang adalah profesor di College of Pulmonary and Critical Care Medicine, Chinese PLA General Hospital, Beijing.

Para penulis memiliki pesan khusus untuk para tenaga medis: "Pasien COVID-19 dapat menular bahkan setelah pemulihan simptomatiknya, jadi obati pasien yang asimptomatik  atau yang baru pulih dengan hati-hati seperti pasien simptomatik."

Peneliti menekankan walau semua pasien ini memiliki infeksi yang ringan dan pulih dari penyakit, mereka mencatat bahwa tidak jelas apakah hasil yang sama akan berlaku untuk pasien yang lebih rentan seperti orang tua, mereka dengan sistem kekebalan yang lemah dan pasien yang menjalani terapi imunosupresif.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki apakah virus yang terdeteksi PCR real-time mampu menular pada tahap selanjutnya dari infeksi COVID-19," tambah Dr. Xie. (jie)