Pembesaran pembuluh darah balik di testis atau varises testis dapat mempengaruhi kualitas sperma. Dengan operasi, kemungkinan punya anak naik 50%.
Tercatat setidaknya, 1,08% - 45% pria sehat mengalami varikokel, sedangkan pria yang tidak subur 11% - 22%. Varikokel merupakan pembesaran pembuluh darah balik (vena) di testis, biasanya di testis kiri. Orang awam menyebutnya varises.
Varikokel mengakibatkan penumpukan darah di sekitar testis, yang membuat suhu di daerah skrotum meningkat dan mempengaruhi kualitas sperma.
Menurut Dr. dr. Nur Rasyid, SpU, Ketua Asri Urology Center, “Darah yang menumpuk pada testis mengakibatkan suhu di area tersebut lebih hangat; kondisi yang tidak baik untuk pembentukan sperma. Idealnya suhu testis 2-4 °C di bawah suhu tubuh. Jika suhu terlalu tinggi, spermatozoa menjadi matang dan mati sebelum keluar dari testis.”
Normalnya, testis memroduksi sperma sekitar 20 juta/mL. Wakil Ketua Asri Urology Center, dr. Ponco Birowo, SpU, PhD., mengatakan, “Analisa sperma dilihat dari jumlahnya, kelainan bentuk dan pergerakannya. Yang normal akan bergerak lurus, yang terganggu hanya bergerak di tempat atau tidak bergerak sama sekali.”
Baca juga : Pria Tidak Subur, Perlu Ditelusur
Aliran darah di pembuluh vena diatur oleh katup-katup yang buka tutup. Vena pada testis kiri, berhubungan langsung dengan ginjal. Saat katup tidak bisa menutup, hasil produksi anak ginjal yang harusnya kembali ke badan justru turun ke testis dan meracuni sperma (gonadotoxic effect). Varises di testis (varikokel) juga menyebabkan testis kekurangan oksigen.
Pada beberapa pasien, testis varises terjadi karena bertambahnya usia, membuat katup tidak berfungsi. Atau karena kelainan bawaan lahir yang menyebabkan katup tidak terbentuk. Jika ditemukan pada remaja dan tidak segera ditangani, dalam 5 tahun kualitasnya akan menurun dan dalam 10 tahun tetis akan mengecil. Akibatnya, produksi sperma menurun.
“Bentuknya, kalau kulit skrotum itu tipis kita bisa lihat seperti varises pada perempuan setelah melahirkan, umumnya di sebelah kiri. Pasien bisa mengalami penurunan jumlah testoteron, akibat testis mengecil. Dengan terapi, 60% kualitas sperma akan membaik,” kata dr. Nur.
Solusi operasi dimaksudkan untuk mengikat pembuluh vena yang melebar. Misal dengan operasi palomo (operasi terbuka), embolisasi, laparaskopi dan microsurgical. “Jika pembuluh darah yang melebar diikat, akan mencari sendiri jalur lewat pembuluh darah yang normal. Menurut penelitian, dari sekian metode operasi, microsurgical angka kekambuhannya paling kecil,” papar dr. Nur. Kemungkinan memiliki anak setelah operasi sampai 50%.
Dr. Ponco menambahkan, kaum pria menyumbang angka 30% kegagalan mendapat keturunan. “Disebut infertilitas bila dalam satu tahun melakukan senggama secara teratur tanpa kontrasepsi, belum punya keturunan. Memeriksa pria lebih gampang, tinggal dilihat kualitas spermanya,” katanya. (jie)