Penjelasan Tukak Lambung | OTC Digest

Awas Tukak Lambung Bukan Maag Biasa

Tukak lambung (peptic ulcer) menimbulkan gejala mirip maag (dispepsia), sehingga kerap disalahartikan. Tukak lambung disebabkan produksi asam lambung yang tinggi dan iritasi oleh bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) yang terdapat di lambung atau usus 12 jari.

Ada dua macam kelainan utama pada lambung: kelainan fungsional dan kelainan organik. Kelainan fungsional berkaitan dengan gangguan fungsi lambung; tidak ada masalah anatomis lambung. Gejalanya dari mual, ingin muntah, nyeri ulu hati, lambung terasa penuh, kembung, bersendawa, hingga sering buang gas.

“Kelainan fungsional merupakan jenis gangguan lambung terbanyak. Oleh awam sering dianggap sebagai gangguan maag,” jelas dr. Chudahman Manan, Sp.PD-KGEH, dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/ FKUI.

Sementara kelainan organik, karena adanya kelainan anatomi organ lambung. Bentuknya mulai dari radang, lecet, luka, atau polip sampai yang paling berat yaitu tumor. Pada kasus yang lebih parah, seperti muntah atau BAB darah, bisa dipastikan bahwa ada kelainan kronis pada lambung. Diperlukan pemeriksaan endoskopi untuk meneropong kondisi lambung.

Penyebab

Beberapa obat penghilang rasa sakit bersifat iritatif pada lambung seperti obat rematik, aspirin dan natrium diklofenak. Makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, alkohol dan soda juga bisa mengiritasi dan melukai lambung.

Penyebab lainnya adalah bakteri H. pylori. Diduga, penularan terjadi dari makanan minuman yang terkontaminasi. Infeksi H. pylori sering terjadi pada anak dan dapat bertahan seumur hidup, jika tidak dilakukan perawatan. Inveksi H. pylori perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko kanker lambung. ”Lambung bisa tembus dan bocor, makin lama bisa makin berat,” jelas dr. Manan. 

Diagnosa dan Pengobatan

Bila pasien terdiagnosa  gastritis, biasanya dilakukan pemeriksaan tambahan agar penyebabnya diketahui. Beberapa di antaranya adalah pemeriksaan darah untuk melihat adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes positif, menunjukkan pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya. Tapi, itu tidak menunjukkan bahwa pasien terkena infeksi.

Atau lewat tes pernapasan dan pemeriksaan feses (tinja) untuk melacak keberadaan  H. pylori.

Endoskopi saluran cerna atas dilakukan untuk melihat ketidaknormalan pada saluran cerna atas. Jika terlihat ada jaringan di saluran cerna yang mencurigakan, dokter akan mengambil sampel (biopsy). (jie)

Baca Juga : H.PYLORI SEBABKAN TUKAK LAMBUNG