diet untuk penderita radang usus ibd

Apa Yang Harus Dikonsumsi Bila Menderita Radang Usus

Salah satu pertanyaan yang kerap diungkapkan pendirita penyakit radang usus (inflammatory bowel disease / IBD) adalah : apa yang harus saya makan. Para ahli menerbitkan panduan diet baru untuk membantu mengurangi gejala dan risiko kekambuhan.

Selain karena faktor genetik, kondisi lingkungan tertentu dan diet dapat memicu reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan, dan menyebabkan radang usus / IBD. Penyakit ini mencakup penyakit Crohn dan kolitis ulseratif (UC).

“Sayangnya, jumlah yang terbatas dan variabilitas penelitian yang tinggi membuat sulit untuk memberikan nasihat tentang makanan tertentu yang mungkin berbahaya atau aman dikonsumsi pasien IBD,” kata John Garber, MD, spesialis penyakit dalam dan gastroenterology di Massachusetts General Hospital, AS.

Panduan diet baru

International Organization of IBD (IOIBD) baru-baru ini meninjau rekomendasi mengenai langkah-langkah diet untuk mengendalikan dan mencegah kekambuhan IBD.

Secara khusus, kelompok ini menitikberatkan pada komponen makanan yang mereka rasa paling penting untuk dipertimbangkan pasien IBD. Panduan tersebut antara lain :

Makanan

Jika Anda menderita penyakit Crohn

Jika Anda menderita UC

Buah-buahan

Tambahkan asupan

Tidak ada bukti cukup

Sayuran

Tambahkan asupan

Tidak ada bukti cukup

Daging merah/olahan

Tidak ada bukit cukup

Kurangi asupan

Produk susu yang tidak dipasteurisasi

Sebaiknya hindari

Sebaiknya hindari

Lemak dari produk susu

Kurangi asupan lemak jenuh dan hindari lemak trans

Kurangi konsumsi asam miristat (kelapa sawit, kelapa, lemak susu), hindari lemak trans, tingkatkan asupan omega-3 (dari ikan laut bukan suplemen makanan)

Penyedap makanan

Kurangi asupan makanan yang mengandung maltodextrin

Kurangi asupan makanan yang mengandung maltodextrin

Pengental

Kurangi asupa karboksimetilselulosa

Kurangi asupa karboksimetilselulosa

Karagenan (pengental dari rumput laut)

Kurangi asupan

Kurangi asupan

Titanium dioxide (pewarna makanan)

Kurangi asupan

Kurangi asupan

Sulfites (penambah rasa dan pengawet)

Kurangi asupan

Kurangi asupan

 

IOIBD juga mengidentifikasi hal-hal yang tidak cukup bukti untuk sampai memberikan kesimpulan pada penyakit Crohn atau UC, seperti gula dan karbohidrat olahan, gandum/gluten, unggas, produk susu pasteurisasi dan minuman alkohol.

Bagaimana pedoman ini bisa membantu?

Rekomendasi tersebut dikembangkan untuk mengurangi gejala peradangan. Dengan mengubah asupan makanan tertentu dapat memicu atau mengurangi peradangan. Dan akan lebih baik bila memahami mekanismenya pada makanan tertentu.

Misalnya, buah dan sayuran umumnya tinggi sarat, yang akan difermentasikan oleh bakteri dan enzim di usus besar. Fermentasi ini memroduksi asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acids / SCFA) yang menguntungkan sel-sel yang melapisi usus besar.

“Pasien IBD diketahui mengalami penurunan SCFA, sehingga meningkatkan asupan serat nabati akan membantu,” kata Dr. Garber.

Namun, penting untuk mempertimbangkan kondisi spesifik yang mungkin relevan dengan situasi Anda. “Misalnya, sepertiga pasien penyakit Crohn dalam 10 tahun pertama akan mengalami penyempitan usus, yang disebut striktur,” imbuh Garber. “Serat tidak larut air dapat memperburuk gejala dan, dalam beberapa kasus, menyebabkan penyumbatan usus.”

Jadi, walau umumnya meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran bermanfaat untuk penyakit Crohn, mereka dengan striktur harus membatasi asupan serat tidak larut air (insoluble fiber).

Diet khusus untuk IBD?

Dr. Garber menambahkan ada beberapa diet yang diteliti untuk penderita radang usus, seperti diet mediteranian, diet karbohidrat tertentu, diet untuk protokol penyakit autoimun, atau diet rendah oligo-di-monosakarida dan poliol (FODMAP).

Tetapi IOIBD tidak menemukan cukup bukti yang secara khusus mengatakan jenis-jenis diet tersebut bermanfaat untuk pasien IBD. Oleh karena itu mereka membatasi rekomendasi pada tiap komponen makanan.

“Untuk saat ini kami biasanya mendorong pasien untuk memantau makanan spesifik yang memicu munculnya gejala. Dalam beberapa kasus pasien dapat mencoba beberapa diet khusus tersebut dan melihat apakah itu membantu,” terang Dr. Garber.  

Pedoman baru adalah tempat yang baik untuk memulai

Semua pasien IBD harus bekerja sama dengan dokter atau ahli gizi mereka yang akan melakukan penilaian gizi untuk memeriksa ada tidaknya malnutrisi, dan memperbaiki kekurangan yang ada.

Namun, panduan baru tersebut bisa menjadi titik awal untuk diskusi antara pasien dengan dokter, tentang apakah membutuhkan perubahan diet spesifik untuk mengurangi gejala dan risiko kekambuhan IBD. (jie)