nurul qomar kanker usus memakai kantong stoma
nurul qomar kanker usus memakai kantong stoma

Selain Qomar, Gadis Pemberani Ini Juga Memakai Kantong Stoma

Setelah menjalani kemoterapi, kondisi komedian Nurul Qomar (61 tahun), “Alhamdulillah baik-baik saja. Beliau hanya merasa mual-mual,” ujar Dimas S Abiyasa, putra merangkap manajer Qomar. Qomar divonis mengidap kanker usus stadium 4C. Ia menjalani operasi awal September 2021, setelah sekitar satu bulan tidak bisa buang angin dan sulit buang air besar (BAB).

Melihat kondisi Qomar, tim dokter menutup saluran ke anus, membuat saluran pembuangan baru lewat perut dan menampungnya di kantong khusus stoma. Ternyata, cukup banyak yang setelah menjalani operasi usus, kemudian harus menggunakan kantong stoma di perutnya.

Gadis pemberani berkantong stoma

Di antaranya Hattie Gladwell, gadis berusia 19 tahun dari West Sussex, Inggris. Tahun 2015, setelah menjalani operasi kolon, gadis merambut merah ini harus memakai kantong untuk menampung feses, yang ditempelkan di perutnya.

Gadis pemberani ini penuh percaya diri dengan kondisi yang dialami. Melalui blognya, morethanyourbag.com, dia menantang stigma yang melekat pada mereka yang harus hidup dengan stoma.

Ia tidak ingin membiarkan penyakit mengubah hidupnya dan membuyarkan masa depannya. Ia tak perduli andai harus memakai kantong stomau, selama sisa hidupnya.

"Awalnya, saya takut tidak akan bisa hidup normal. Beberapa minggu setelah operasi, saya tidak berani melihat perut saya. Saya hanya bisa menangis," kenang Hattie, dikutip dari Mirror.co.uk, 22 April 2015.

Hattie bertekad untuk menjadi dirinya sendiri, tidak membiarkan kondisinya mendominasi hidupnya. Ia berkata, “Saya masih 19 tahun. Saya harus menghadapi tekanan dan penilaian masyarakat, yang mungkin akan menganggap saya tidak normal. Stoma telah menjadi dari bagian hidup saya. Telah menyelamatkan nyawa saya.”

“Makan bersama sekalian bawa WC”

Yuliana Trihartati juga merasa terselamatkan berkat kantong stoma. Nenek 4 cucu ini selalu ceria dan murah senyum. “Sudah sekitar 21 tahun saya pakai kantong. Bisa dibilang, saya ini manusia berkantong," dia tertawa.

Tahun 1996, ia divonis adenocarcinoma recti, atau kanker kolorektal stadium 2. Kanker hanya berjarak 3 cm dari anus, maka dokter memotong usus besarnya. "Saya tidak terpikir akan seperti apa nanti. Dokter juga tidak menjelaskan," ujarnya suatu kali di kantor Yayasan Kanker Indonesia.

Ketika itu, kantong stoma (stoma bag) masih sulit didapat dan harganya mahal. Sebagai gantinya, digunakan kantong gula yang ditempel dengan perekat membuat kulit perutnya teriritasi.

Tahun 2000, Yuliana diminta datang ke Yayasan Kanker Indonesia. Ia diberi kantong yang lebih bagus, gratis. Satu minggu sekali ia berangkat dari rumahnya di Depok ke Jakarta, untuk bisa mendapat kantong.

Kadang ia harus kecewa karena petugas yang melayani tidak ada, dan ia harus datang keesokan harinya. Ia memberanikan diri untuk melayani pembagian kantong stoma, kepada yang membutuhkan.

Ia kadang merasa rendah diri. "Waktu acara makan bersama, ada kerabat yang mengatakan: kita makan bareng, eh ada yang bawa WC-nya sekalian," Yuli menirukan. Maksudnya mungkin bergurau, tapi kadang ia merasa tidak nyaman juga.

Yuliana sering menjadi motivator bagi mereka yang terpaksa membawa kantong stoma ke mana pergi.  Ia bahkan masih suka senam dan berenang bersama cucu. “Berenang maksimal 30 menit. Kalau kelamaan, kantong bisa bocor,” ujarnya.

Operasi pembuatan stoma

Saat melakukan tindakan operasi usus, dokter bedah kadang harus membuat stoma. Prosedur dilakukan dengan membuat lubang pada dinding perut, untuk mengeluarkan feses, tanpa melalui anus.

Stoma sendiri berarti lubang pada tubuh/ perut. Bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung alasan atau tujuan pembuatannya.

Ada 2 jenis operasi pembuatan stoma yang sering dilakukan dokter bedah: ileostomi dan kolostomi.

1. Ileostomi

Operasi pembuatan stoma pada dinding perut, dihubungkan dengan bagian akhir dari usus halus (ileum). Tindakan ini paling sering dilakukan pada penyakit radang usus atau kanker anus. Stoma ini bisa permanen atau sementara.

2. Kolostomi

Pembuatan stoma pada dinding perut yang tersambung dengan usus besar. Stoma ini bisa bersifat sementara atau permanen.

Stoma bersifat permanen bila dokter bedah mengangkat atau memotong bagian bawah usus besar dan menutup anus. Stoma sementara dimaksudkan untuk mengistirahatkan bagian usus besar dan dubur, yang mengalami gangguan.

Setelah usus besar atau dubur sembuh, disambung lagi dengan usus besar sehingga dubur bisa lembali berfungsi normal. Kolostomi umumnya dilakukan pada kanker usus besar, diverticulitis dan inkontinensia tinja.

Pelawak Qomar cukup tegar menghadapi penyakitnya, yang membuat perutnya dilubangi dan diberi kantong. "Alhamdulillah, hari ini, 28 September 2021, Abah menjalani kemoterapi pertama melawan kanker ganas stadium 4. Semoga kita semua mendapat berkah kesehatan dan umur panjang dari-Nya,” tutur Qomar. (sur)