sby sembuh dari kanker prostat kembali melukis
sby sembuh dari kanker prostat kembali melukis

Presiden RI Ke-6 SBY Ternyata Sudah Kembali ke Tanah Air, Kemungkinan Kanker Prostat Kambuh Kembali

Jendral Purnawirawan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata sudah sekitar satu bulan kembali ke Tanah Air. Presiden ke-6 RI ini  menjalani pengobatan kanker prostat stadium awal di Mayo Clinik, Amerika Serikat. Klinik ini dikenal memiliki peralatan kedokteran mutakhir, dan tempat berkumpulnya para pakar kesehatan kelas dunia,

"Saya kabarkan, sudah sekitar satu bulan saya kembali ke Tanah Air. Alhamdulillah operasi medis yang saya jalani di Mayo Clinic, berhasil dengan baik. Terima kasih atas doa para sahabat sekalian," tulis SBY di akun Instagram @aniyudhoyono, Minggu 23 Januari 2022. Sejak kembali dari Amerika Serikat untuk menjalani operasi prostat, SBY kembali menekuni hobi melukis. Ia telah menyelesaikan tiga lukisan bertema pemandangan alam.

Kanker stadium awal, tingkat keberhasilan operasi tinggi

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini melukis karena terinspirasi pengalamannya selama menjalani perawatan di Mayo Clinik. "Saya sudah kembali menggeluti hobi melukis. Ini tiga lukisan pemandangan alam yang menggambarkan suasana musim gugur dan musim dingin, seperti saya rasakan saat  menjalani medical treatment di Mayo Clinik Rochester, Minnesota," papar SBY. "Semoga kita semua selalu berada dalam keadaan sehat wal afiat. Terima kasih."

Kanker prostat yang diderita SBY, diketahui awal November 2021 yang lalu, disampaikan staf pribadinya, Ossy Dermawan. "Benar, Bapak SBY akan melakukan medical check-up dan treatment di luar negeri. Sesuai diagnosa tim dokter, Bapak SBY mengalami kanker prostat," kata Ossy, 2 November 2021.

Berdasar hasil pemeriksaan MRI, biopsi, Positron Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan dan pemeriksaan lain, kanker prostat SBY masih stadium awal. Penanganan kanker saat masih stadium awal merupakan golden periode, di mana tingkat keberhasilannya sangat tinggi.

Kanker prostat berkembang perlahan

Dirangkum dari berbagai sumber, penyakit kanker seperti kanker usus besar, kanker payudara, kanker otak atau paru-paru secara umum dapat kambuh kembali. Kanker prostat sedikit berbeda. Kanker ini relatif tidak mudah kambuh lagi. Itu karena pertumbuh dan penyebarannya jauh lebih lambat dibanding kanker lain.

Obat yang diberikan untuk menonaktifkan testosteron, diketahui bekerja secara efektif. Kanker prostat juga unik, berkat  protein tertentu yang diproduksi di kelenjar prostat yaitu antigen spesifik prostat (PSA).

PSA merupakan standar emas, untuk mendeteksi kekambuhan penyakit. Kanker lain hanya dapat dideteksi dengan scan setelah tumor  cukup besar. Tumor yang dipindai setidaknya harus berdiameter 0,5  inci dan mengandung setidaknya 1 milyar sel kanker. Tes darah PSA dapat  mendeteksi rekurensi dengan 100.000 sel. PSA dapat mendeteksi kanker mikroskopis. 

Kekambuhan penyakit dapat dideteksi sedini mungkin dengan PSA. Dengan pengujian PSA lewat pengambilan darah bulanan, peningkatan PSA dapat ditentukan secara akurat. Seberapa cepat PSA menggandakan, menunjukkan tingkat kekambuhan. Informasi ini penting, untuk menilai kekambuhan yang dialami pasien tergolong tingkat rendah atau tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan pengobatan yang akan diberikan.

Pengobatan berbeda-beda

Penderita kanker prostat yang penyakitnya kambuh kembali setelah operasi, tidak serta merta penanganannya dapat mengadopsi pengobatan yang diberikan kepada pasien lain. Pada kasus pengganda PSA yang berjalan sangat lambat, pasien dapat dikatakan dalam posisi “aman”, dalam arti penanganan dan pengobatan umumnya dapat berhasil secara memuaskan.

Bila pengganda PSA berjalan lebih cepat, radiasi, Lupron atau keduanya, secara efektif dapat mencegah perkembangan penyakit selama lebih dari satu dekade. Ada pun pasien dengan kondisi kekambuhan agresif, yang ditandai dengan pengganda PSA sangat cepat, perlu segera dilakukan terapi kombinasi; misalnya radioterapi dan kemoterapi. (sur)