Pasangan aktris dan Puteri Indonesia Nadine Chandrawinata – Dimas Anggara diliputi kebahagiaan. Buah hati pertama mereka lahir pada tanggal cantik, 22 Februari 2022 (22022022), melalui operasi caesar.
"Moment pertama Djiwa. Sungguh bahagia melihat Djiwa begitu tenang saat mendengar adzan pertama, dan sungguh tenang saat dikecup ibunya pertama kali. Buah hatiku," tulis Dimas pada unggahan foto di akun Instagramnya, Rabu, 23 Februari 2022.
Foto pertama memperlihatkan ketika Dimas mengkumandangkan adzan di telinga anaknya. Foto kedua memperlihatkan saat Nadine, yang masih mengenakan tutup kepala dan pakaian operasi, mencium buah hatinya dengan penuh rasa cinta. Sang suami juga masih mengenakan tutup kepala dan pakaian operasi, karena dia ikut mendampingi saat istrinya melahirkan.
Secara bersama-sama, Nadine Chandrawinata dan Dimas mengunggah foto dengan senyum merekah bersama buah hati mereka yang baru dilahirkan. "Hi. Namaku, Nadi Djiwa Anggara. 22.02.2022 panggil saja saya Djiwa," tulis Nadine dan Dimas di akun Instagram mereka.
Kapan harus operasi caesar
Bila ibu yang akan melahirkan dalam kondisi sehat, secara alami ibu mulai menujukkan tanda-tanda melahirkan di usia kehamilan 37 minggu. Di antaranya posisi kepala bayi di bawah, dan telah terjadi pembukaan. Jika tanda-tanda ini ditemukan, besar kemungkinan ibu dapat melahirkan normal.
Dikutip dari laman My Cleveland Clinic, ada kondisi ibu hamil yang dapat menimbulkan komplikasi bila ibu melahirkan normal. Misalnya: plasenta menutupi jalan lahir, bayi sungsang, bayi terlilit plasenta, plasenta keluar sebelum bayi lahir, plasenta lepas sebelum bayi lahir, atau ketuban pecah dini.
Bisa juga karena ibu memiliki riwayat hipertensi, diabetes, atau pernah menjalani operasi caesar sebelumnya. Atau, bila waktu persalinan sudah mundur 2 minggu dari tanggal perkiraan persalinan. Seorang ibu mrenuturkan pengalamannya, mengapa harus operasi caesar.
Katanya, “Saya mengalami pecah ketuban dini. Posisi bayi sungsang (bukan kepala bayi tapi bokongnya yang ada di bawah). Tidak ada waktu lagi untuk membetulkan posisi bayi. Lagi pula, bayi saya cukup besar. Dokter tidak mau ambil risiko dengan membiarkan saya melahirkan secara normal.”
Kondisi lain yang membuat dokter memutuskan untuk melakukan operasi, bila ibu mengalami gejala pre-eklampsia. Tekanan darah ibu tiba-tiba meningkat dan tubuh membengkak. Bila dibiarkan, ibu bisa mengalami kejang-kejang. Untuk menyelamatkan ibu dan bayinya, dokter memutuskan untuk operasi caesar. Tindakan operasi bisa cepat mengembalikan kondisi ibu ke keadaaan stabil.
Dokter biasanya juga akan menganjurkan, ibu sebaiknya operasi caesar, bila ada kondisi medis tertentu. Misalnya, ibu mengalami obesitas yang akan menyulitkan bila harus melahirkan secara normal. Juga apabila ibu memiliki masalah gangguan /penyakit jantung, atau terinfeksi penyakit seperti herpes dan HIV. Bisa karena diketahui bayi terlalu besar, sehingga sulit dilahirkan melalui jalan lahir yang normal.
Kelebihan dan kekurangan operasi caesar
Bagi Dr. Bryant, tidak banyak kelebihan yang dapat diperoleh dari melahirkan secara caesar. Kekurangan melahirkan secara caesar:
- Tinggal lebih lama di rumah sakit, dibanding ibu yang melahirkan dengan cara normal. Tak lain karena luka akibat operasi memerlukan waktu untuk pemulihan.
- Risiko pasca operasi. Operasi caesar meningkatkan risiko fisik bagi si ibu, seperti rasa sakit berkepanjangan di bagian yang dibedah.
- Kemungkinan perdarahan dan infeksi. Dengan operasi caesar, selain berisiko kehilangan banyak darah, bisa terjadi penggumpalan darah. Juga dapat meningkatkan risiko infeksi, karena cedera pada usus besar atau kantung kemih
- Tidak bisa langsung berinteraksi dengan bayi. Beberapa studi menyatakan operasi caesar membuat ibu tak bisa segera memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
- Waktu pemulihan pasca operasi dapat memakan waktu sampai 2 bulan.
- Kemungkinan harus kembali menjalani operasi caesar pada proses kelahiran berikutnya. (sur)