Musisi Maia Estianty mengaku positif COVID-19 untuk yang kedua kali. Ini sempat membuatnya absen menjadi juri di Indonesian Idol Special Seasons babak tiga besar beberapa waktu lalu.
Sebelumnya Maia terinfeksi COVID-19 untuk yang pertama pada 20 Desember 2020. Hebatnya, saat itu ia mengaku hanya membutuhkan waktu satu hari untuk sembuh.
Pada infeksi kedua, wanita yang akrab disapa Bunda Maia ini menjelaskan mengalami gejala ringan berupa gatal tenggorokan dan ruam di wajah. Ia tidak mengalami batuk atau demam. Sementara angka CT value dalam tes PCR tinggi, yakni 27.
CT (cycle threshold) value merupakan perhitungan banyaknya jumlah siklus yang dihasilkan dalam mencari materi genetik virus dari sampel lendir, atau hasil swab pasien COVID-19.
Maia terkonfirmasi positif COVID-19 yang kedua setelah tes rutin dalam ajang Indonesian Idol tersebut. “Setiap seminggu selaki di PCR oleh Indonesian Idol. Pas aku PCR itu ternyata positif dan aku libur dari penjurian Indonesian Idol,” katanya.
Berbeda dengan infeksi pertama, pada kali kedua ini wanita asal Surabaya ini membutuhkan waktu lima hari untuk sembuh, setelah isolasi mandiri.
Lewat kanal YouTube Maia AlElDul TV, ia bercerita positif COVID-19 kedua ini dilantari oleh pelukan. “Aku ketemu orang yang aku peluk gitu lho, ternyata orang yang aku peluk ini positif COVID-19 juga. Jadi pada akhirnya aku juga kena,” ungkap Maia.
Walau mengaku selalu ketat menerapkan protokol kesehatan, tampaknya kali ini Maia kecolongan.
Dari vitamin hingga herbal
Begitu ia mengetahui bila terinfeksi COVID-19 kembali, istri produser film Irwan Musry ini, melakukan penyuntikan vitamin agar imunitasnya meningkat.
“Disuntik infus vitamin karena aku percaya banget bahwa yang bisa mengalahkan virus COVID-19 hanya imunitas tubuh kita,” ucapnya dalam video.
Saat pertama kali mengalami gejala COVID-19, Maia mengaku segera mengonsumsi echinacea. Tetapi sebelumnya ia telah rutin minum berbagai vitamin dan mineral, seperti vitamin C, D, B kompleks, zinc dan magnesium.
Sebagai informasi, echinacea purpurea telah lama dikenal sebagai herbal yang dikenal sebagai imunomodulator, atau mampu mengatru kerja sistem imun. Echinacea akan meningkatkan imunitas pada yang imunnya kurang (bersifat imunostimulan), atau sebagai imunosupresan (menekan imun) pada yang berlebih.
“Itu (echinacea) biasanya aku minum kalau ada gangguan saluran napas. Dalam arti misalnya mau flu, batuk, atau pilek. Nah, aku booster itu, alhamdulillah pas dites CT-nya gak drop,” jelasnya.
Selain itu Maia juga mengonsumsi obat dokter termasuk antibiotik, antivirus dan camostat mesilate.
Baca: Echinacea Mampu Mencegah Infeksi Corona, Begini Cara Kerjanya
Kasus reinfeksi ada tapi tidak umum
Kasus reinfeksi virus SARS-CoV-2 tercatat jarang terjadi secara global. British Medical Journal (the BJM) mencatat dari 11.000 nakes yang positif di gelombang pertama pandemi di Inggris (antara Maret – April 2020), tidak seorangpun yang menunjukkan gejala infeksi kedua pada gelombang kedua pandemi antara Oktober-November 2020.
Ini membuat banyak ahli percaya bila imunitas terhadap reinfeksi COVID-19 bertahan setidaknya dalam 6 bulan.
Riset lain yang diterbitkan di Public Health England mengindikasikan bila antibodi memberikan hingga 83% perlindungan terhadap infeksi corona yang kedua dalam lima bulan. Jurnal the Lancet (Maret 2021) mencatat hanya sekitar 0,65% orang yang dites positif COVID-19 selama gelombang pertama di Denmark kembali positif di gelombang kedua.
Paul Hunter, profesor medis di University of East Anglia, Inggris mengatakan, “Hampir pasti, kekebalan dari infeksi (COVID-19) ringan tidak bertahan lama. Namun secara seimbang, sebagian besar infeksi kedua akan menjadi jauh lebih ringan karena tingkat memori sistem imun dan mediasi sel T.”
Tampaknya ini jugalah yang terjadi pada Maia Estianty, infeksi corona yang pertama adalah kasus ringan. Sehingga hanya dalam waktu sekitar 3 bulan (dari Desember ke Maret), Ia positif COVID-19 yang kedua. (jie)