Luka bakar yang dalam perawatannya mahal, lama, menyakitkan dan membutuhkan banyak modalitas. “Jaringan yang mati dibuang, lalu ditutup dengan kulit pasien sendiri,” kata dr. R. Aditya Wardhana, Sp.BP-RE (K), MARS, Ketua Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Bila luka tidak ditutup dengan kulit, akan terbentuk jaringan parut yang berlebihan. Anak-anak dengan kondisi seperti ini akan jadi pendek, karena, “Tulangnya tidak tumbuh karena energi dan protein yang ada digunakan untuk pembentukan parut.”
Jaringan parut dapat dihentikan dengan operasi. “Semakin tertarik, parut semakin berkembang,” ucap dr. Irena Sakura Rini, MARS, Sp.BP-RE, Sekretaris Jenderal PERAPI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia ) Pusat. Akibatnya, bagian tubuh yang terkena parut akan saling melekat sehingga pasien cacat. Apalagi bila parut terjadi di bagian tubuh yang fungsinya tinggi untuk pergerakan seperti tangan, kaki dan bibir.
Baca juga: "Stop, Drop, Roll" untuk Mengatasi Luka Bakar
Operasi mengangkat parut bisa berkali-kali. Repotnya, setelah parut berhasil dilepaskan, terjadi luka terbuka. Luka ditambal dengan kulit pasien sendiri. “Bayangkan, pasien sudah luka bakar, kena luka lagi karena kulitnya diambuil untuk menutupi luka bakar. Tidak bisa ditambal dengan kulit orang lain, termasuk kulit ibunya sendiri,” imbuh dr. Irena. Biasanya, diambil kulit lapisan paling atas dari bagian yang tidak mudah terlihat, misalnya paha.
Sebaiknya, semua pasien luka bakar di RS langsung ditangani dokter bedah plastik. jika ada. “Jangan setelah recovery baru ditangani bedah plastik,” ujar dr. Irena.
Mencegah jaringan parut
Air mengalir adalah pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya jaringan parut. Setelah luka sembuh, jaringan parut bisa dicegah dengan plaster garment dan bahan berbasis silikon. “Bisa dalam bentuk gel, sheet atau salep,” ucap dr. Aditya. Untuk luka bakar derajat ringan- sedang (1-2), silicone gel terbukti efektif mencegah terjadinya jaringan parut, dan telah menjadi lini pertama dalam guideline penanganan luka bakar. Untuk luka bakar berat, perlu ditambah dengan metode lain misalnya plaster garment.
Hingga kini, belum diketahui pasti cara kerja silicone gel. Ada hipotesis, silicone gel menjaga kelembaban di area bekas luka. Kelembaban kulit perlu dijaga, untuk mencegah produksi kolagen berlebihan; kolagen berperan penting dalam memicu jaringan parut.
Baca juga: Mencegah Keloid
Silicone gel bisa digunakan setelah luka sembuh dan menutup sempurna. Direkomendasikan digunakan selama +2 bulan. Selain untuk mencegah terbentuknya parut, bisa merawat parut yang telanjur muncul. Bekas luka yang tebal, kaku, merah/kehitaman serta terasa gatal dan sedikit nyeri, efektif diatasi dengan produk berbasis silikon.
Bersihkan luka, keringkan, lalu oleskan silicone gel tipis merata. Gel yang bening akan segera kering dan membentuk lapisan seperti plastik. Bening dan tidak kentara, gel tidak mengganggu penampilan wajah. Dan, tetap bisa memakai kosmetik dekoratif di atasnya.
Silicone gel terbaru mengandung CPX (cyclopentasiloxane) yang teksturnya lembut dan halus; tidak lengket, tidak berminyak, tidak mengotori pakaian dan terasa nyaman pada bekas luka. Tambahan vitamin C membantu menyamarkan warna gelap yang timbul akibat bekas luka. (nid)