Stop, drop, roll. Pertolongan Pertama untuk Luka Bakar | OTC Digest
luka_bakar_parut_keloid_silicone_gel

"Stop, Drop, Roll" untuk Mengatasi Luka Bakar

Luka bakar banyak terjadi dan bisa berakibat fatal. “Data International Society of Burn Congress menyebutkan, ada sekitar 195.000 kematian/tahun akibat luka bakar; 95% fire-related yang fatal terjadi di negara berkembang,” tutur dr. R. Aditya Wardhana, Sp.BP-RE (K), MARS, Ketua Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Selain karena api atau minyak, luka bakar bisa disebabkan air panas, listrik, zat kimia, radiasi dan suhu dingin yang ekstrim; intinya semua zat yang dapat merusak lapisan kulit bahkan hingga ke jaringan di bawah kulit termasuk daging dan tulang. Di Indonesia, yang perlu diwaspadai yakni kompor gas. Organisasi Kesehatan Dunia WHO mendukung global clean cookstove, yakni gerakan bersih-bersih kompor agar aliran gas berjalan lancar dan meminimalkan risiko kompor meledak.

Baca juga: Keloid, Luka Parut yang Terus Tumbuh

Secara umum, luka bakar ada 4 derajat. Derajat 1 misalnya sunburn akibat paparan sinar matahari. Derajat 2, luka tampak merah dan basah (melepuh), misalnya tersiram air panas. Derajat 3 dan 4 masuk kategori luka bakar dalam dan, “Bisa menyebabkan kematian dan kecacatan.” Misalnya akibat kontak dengan listrik. Luka terlihat berbercak merah atau berwarna putih / abu-abu / hitam, dengan nyeri minimal. Kondisi seperti ini perlu pertolongan medis segera.

Luka bakar derajat 1 dan 2 bisa berbahaya, bila bagian yang terkena cukup lebar. Bila yang terbakar bagian wajah, tangan, kaki dan daerah kemaluan, pasien perlu segera dibawa ke RS.

Luka bakar bisa menimbulkan demam hingga pasien harus diinfus dan diberi banyak cairan, atau tindakan operasi. Fungsi kulit antara lain mengatur suhu tubuh, pelindung, kekebalan tubuh dan control cairan. Ketika fungsi-fungsi vital ini terganggu, tubuh rentan terhadap berbagai gangguan.

Stop, drop, roll. Ini tindakan pertama yang harus dilakukan ketika terjadi luka bakar. Hentikan/diam di tempat; jangan berlari karena akan menambah kobaran api. Lalu jatuhkan tubuh ke tanah, dan berguling.

Baca juga: +Dalethyne: Dari Zaitun untuk Mencegah Luka Terinfeksi

Setelah itu, siram luka dengan air mengalir selama 20 menit. “Pertolongan pertama ini secara ilmiah terbukti mengurangi nyeri dan menurunkan risiko terbentuknya jaringan parut,” papar dr. Aditya. Pertolongan harus segera dilakukan, karena hanya efektif 1-3 jam setelah terjadi luka bakar. Lalu, lepaskan semua bahan yang menempel di tubuh (pakaian, perhisan, dan lain-lain).

Selimuti tubuh pasien agar hangat. Persinggungan dengan suhu sekitar yang ekstrim bisa membuat pasien shock, karena kulit sebagai pengatur suhu tubuh rusak. Di RS, luka yang sudah dibersihkan akan ditutup dengan cling wrap (pastik pembungkus makanan) agar tidak lengket bila terjadi kontak dengan sprei. Bila korban tersengat listrik, matikan listrik, jauhkan korban dari sumber listrik, lalu minta bantuan petugas medis.

Jangan pernah mengobati luka bakar dengan margarin, kecap dan bahan-bahan lain. Pengalaman dr. Irena Sakura Rini, MARS, Sp.BP-RE, Sekretaris Jenderal PERAPI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia ) Pusat, seorang anak kecil kehilangan jarinya. “Sebenarnya luka tidak terlalu dalam, tapi karena  diberi margarin, proses panasnya berlanjut,” ujarnya.

Baca juga: "Silicone Gel" untuk Luka Bakar