Perawatan luka yang benar kerap terabaikan oleh masyarakat. Masih banyak anggapan bila luka ringan tidak perlu ditutup, biarkan kering. Luka lebih cepat sembuh, risiko infeksi minimal bila ditutup dan menerapkan prinsip moist.
Luka secara medis didefinisikan sebagai terputusnya kontinuitas kulit dan jaringan akibat cedera, rusak atau pembedahan. Pengetahuan dasar terkait luka dan perawatannya akan mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka.
Ditinjau dari lama penyembuhannya, luka dibagi menjadi luka akut dan kronis. Dilihat dari kedalamannya, luka dapat diklasifikasikan menjadi luka ringan (superfisial) dan luka dalam. Sementara menurut penyebabnya, luka terbagi menjadi luka sayat, luka pembedahan, dan luka bakar. Masing-masing kategori luka tersebut memiliki penanganannya sendiri.
“Masih banyak kesalahpahaman terkait perawatan luka,” jelas dr. Heri Setyanto, SpB, FINACS, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI). “Antara lain luka harus dibiarkan terbuka agar cepat kering, atau luka kecil tidak perlu dirawat.”
Pada luka yang kering penyembuhannya lebih lama, karena aliran darah ke luka terganggu, dan proses pembentukan kulit baru pun terganggu.
Kemudian, tidak menutup luka berpotensi menyebabkan kuman masuk, berisiko infeksi, bisa bersifat lokal (di area luka) atau berisiko menyebar ke seluruh tubuh (sepsis: kondisi infeksi sistemik yang berbahaya).
“Luka kecil harus ditangani serius, terutama pada balita dan anak-anak karena imunitasnya belum sempurna. Juga pada orang dengan imunokompromais, misalnya pada penderita diabetes, pasien yang menjalani kemoterapi, dan pada geriatri (lansia),” ujarnya dalam Kampanye Beda Luka, Beda Plester, dan peluncuran Leukoplast® Red First Aid, Rabu (5/11/2025).
Clean, cover dan care
Penanganan luka – khususnya luka ringan - dengan menerapkan prinsip clean, cover dan care:
- Bersihkan (clean) luka menggunakan: air matang (air yang sudah dimasak dan didinginkan), air kemasan baru, atau cairan infus NaCl.
- Hentikan perdarahan: tekan luka 5-10 menit hingga darah berhenti. “Kalau masih ada perdarahan berarti luka dalam, sudah kena pembuluh yang lebih besar, butuh penanganan lanjutan. Perlu dibawa ke klinik atau rumah sakit,” dr. Heri menambahkan.
- Tutup luka (cover). Tujuannya untuk melindungi luka dan menciptakan/mempertahankan kondisi moist. Gunakan plester untuk luka superfisial, atau perban kasa steril untuk luka bakar. Jangan gunakan kapas atau bahan lain, mencegah seratnya menempel di luka.
- Pertahankan kelembapan area luka. Konsep moist atau menjaga kelembapan area luka akan merangsang penyembuhan lebih cepat.
- Merawat luka (care). Mengganti plester atau kasa jika kotor atau basah, amati adanya tanda infeksi (berbau, timbul nanah, dll).
Beda moist dan basah
Penting untuk menjaga luka pada kondisi moist atau lembap. Tujuannya merangsang sel tubuh dalam tiap fase penyembuhan luka berjalan optimal.
“Moist itu tidak terlalu basah tidak terlalu kering. Basah itu ada cairannya. Moist itu lembap, tidak ada cairan di situ. Itu paling bagus. Harus ditutup untuk mempertahankan moist,” terang dr. Heri.
Luka yang basah memudahkan kuman untuk tumbuh, kemudian mengeluarkan racun yang menyebabkan jaringan menjadi rusak. Menimbulkan bau.
Kondisi lembap memudahkan tumbuhnya jaringan granulasi – jaringan baru seperti otot yang menutup daerah luka. Setelah tertutup jaringan granulasi, akan timbul jaringan kulit baru di atasnya.
“Dengan suasana moist akan memacu sel darah putih untuk menuju ke arah luka. Pembentukan pembuluh darah baru dan pembentukan epitel kulit baru akan terjadi, mempercepat penyembuhan. Studi menyebutkan penyembuhan akan meningkat 40% dengan menerapkan konsep moist,” dr. Heri menegaskan.
Baca: Perawatan Luka dengan Prinsip Moist Wound Dressing
Memilih plester yang tepat
Plester luka medical-grade akan membantu perawatan luka ringan dengan aman dan efektif.
Plester dengan standar medical-grade menggunakan perekat khusus (medical adhesives) yang membuat plester memiliki fungsi yang mirip dengan kulit: tetap memungkinkan kulit bisa bernapas tetapi juga sebagai proteksi.
“Luka pada bagian tubuh yang sering bergerak (siku, lutut) menyebabkan luka gampang terbuka. Diperlukan plester yang bisa menutup dengan baik, aman,” terang dr. Heri.
Di pasaran sudah beredar plester luka medical-grade yang elastis, kedap air, atau memiliki kandungan antibakteri. (jie)
Baca juga: Cegah Infeksi Daerah Operasi, Lakukan Perawatan Luka Operasi Ini





