Kejadian infeksi daerah operasi masih tinggi di negara berkembang, tercatat hingga 30% dari semua pasien yang menjalani tindakan bedah. Berisiko pada tingkat kesakitan dan kematian pasca-operasi. Ada hal-hal yang perlu dilakukan untuk merawat luka operasi.
Infeksi daerah operasi (IDO) atau surgical site infection (SSI) merupakan infeksi yang terjadi di daerah operasi dalam kurun waktu 30 hari pasca-operasi, atau hingga 1 tahun apabila tindakan itu menggunakan implan.
Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS(K), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI) menjelaskan IDO menyebabkan kematian 3 kali lipat dan beban biaya yang lebih tinggi karena durasi rawat inap yang bertambah. Bahkan mungkin diperlukan operasi ulang akibat IDO.
Pada umumnya luka operasi yang mengalami infeksi ditandai oleh merah dan bengkak di sekitar luka jahitan, bisa disertai nanah, nyeri pada luka, rasa hangat di sekitar area luka, hingga demam.
Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD, salah tim penyusun panduan tatalaksana IDO menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan infeksi daerah operasi yang saling mempengaruhi.
Faktor risiko tersebut seperti pasien dengan penyakit penyerta yang buruk, meliputi diabetes yang tidak terkontrol, gizi buruk, obesitas, gangguan sirkulasi iskemia (kekurangan suplai oksigen ke organ atau jaringan), hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan) dan hipotermia (suhu tubuh rendah).
“Obesitas merupakan faktor risiko utama sejumlah penyakit yang dapat mempengaruhi keberhasilan operasi,” terang dr. Warsinggih, dalam virtual media briefing peluncuran panduan penanganan IDO, Kamis (28/10/2021).
Peningkatan obesitas di Indonesia terjadi signifikan yakni sebesar 14,8% pada tahun 2013 menjadi 21.8% di 2018 (data Riset Kesehatan Dasar 2013 dan 2018). Seseorang dengan obesitas memiliki kemungkinan terpapar IDO sebesar 1.1 – 4.4 kali lipat, dengan sebab yang beragam, antara lain karena peningkatan massa lemak mengakibatkan lemahnya sistem imun sehingga pasien rentan terhadap infeksi.
Terkait perawatan luka pasca-operasi, disarankan untuk melakukan penggantian balutan dan membersihkan luka 48 jam pascabedah dan melakukan perawatan luka menggunakan balutan interaktif (modern dressing, advanced dressing).
Perawatan luka operasi untuk pasien rawat jalan
Agar kondisi luka operasi terjaga baik untuk penyembuhan yang optimal, beberapa hal perlu diperhatikan dan dilakukan:
1. Ikuti dengan seksama petunjuk penggunaan obat yang diberikan dokter. Konsumsi makanan dan minuman bergizi, jaga kebersihan diri.
2. Pastikan memahami perawatan luka pasca-operasi:
- Jika luka terdapat bagian yang gatal atau kering, jangan dikelupas.
- Biasanya relatif aman untuk mandi setelah 48 jam pascabedah bila luka operasi ditutup menggunakan balutan/perban yang tahan air, kecuali dinyatakan lain oleh dokter.
- Jika diperbolehkan untuk mengganti perban sendiri, cuci tangan dengan sabun terlebih dahulu, usahakan tidak menyentuh area luka operasi. Pasang perban secara hati-hati, dan jangan menyentuh bagian dalam dari balutan dan tidak mengoleskan krim antiseptik di bawah perban.
3. Buat jadwal pertemuan kontrol berikutnya, dan datang sesuai tanggal yang ditetapkan.
4. Jika ada kecurigaan pada luka, misalnya bertambah nyeri atau berbau tidak sedap, jangan ragu untuk segera konsultasikan kepada dokter atau tenaga medis lainnya.
Makanan yang mempercepat penyembuhan luka
Makanan bernutrisi tinggi sangat direkomendasikan untuk mempercepat penyembuhan luka pasca-bedah sekaligus untuk mencegah infeksi luka operasi. Beberapa yang direkomendasikan termasuk:
1.Telur
Telur merupakan salah satu sumber protein yang baik. Selain itu ia juga mengandung beragam gizi seperti vitamin A, B12, zinc, zat besi dan selenium.
2. Daging unggas dan ikan
Dalam Indian Journal of Plastic Surgery dijelaskan asam amino glutamine dan arginine yang terkandung dalam daging unggas bermanfaat untuk membantu penyembuhan dan pemulihan luka.
Sementara ikan, khususnya ikan laut dalam seperti salmon, bermanfaat dalam proses penyembuhan luka dengan mengurangi peradangan dan meningkatkan imunitas.
3. Sayuran hijau
Sayuran seperti kangkung, bayam dan sawi dapat mempercepat pemulihan luka operasi. Nutrisi-nutrisi, seperti vitamin C, mangan, magnesium, folat, polifenol dan provitamin A, dalam sayuran berdaun hijau dapat membantu mengurangi peradangan, meningkatkan fungsi kekebalan dan mempercepat penyembuhan luka.
4. Kacang dan biji-bijian
Protein nabati, lemak sehat, vitamin serta mineral dalam kacang dan biji-bijian merupakan kombinasi paket lengkap untuk membantu penyembuhan luka pasa-operasi. Kadungan vitamin E di dalamnya juga meningkatkan fungsi kekebalan untuk melawan infeksi dan penyakit.
5. Kubis dan brokoli
Sayuran seperti kubis, kembang kol dan brokoli mengandung glukosinolat yang di dalam tubuh akan dirubah menjadi zat yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan, sekaligus meningkatkan sistem imun. Sayuran ini juga tinggi antioksidan.
6. Kerang
Kerang adalah makanan yang kaya akan kandungan zinc. Mineral ini mampu membantu mempercepat proses penyembuhan luka serta pemulihan pasca-operasi. Selain itu, zinc diperlukan untuk menciptakan fungsi kekebalan yang optimal. (jie)