Magnesium termasuk mineral ke empat terbanyak yang bersirkulasi di dalam tubuh. Fungsinya sebagai kofaktor atau aktivator lebih dari 600 enzim dan mempengaruhi kadar kalsium ekstraselular. Namun, beberapa faktor bisa mempengaruhi kebutuhan harian, seperti usia dan kondisi kesehatan Anda.
Magnesium (Mg) membantu mengatur mood Anda, mempengaruhi kualitas tidur, aktivitas otot dan jantung, sebagai booster performa olahraga, mempengaruhi tinggi rendahnya kadar gula darah dan berbagai fungsi lainnya yang membuat Anda ‘berfungsi’ normal.
Dikatakan bahwa sekitar satu dari dua orang tidak mengonsumsi cukup magnesium dalam makanan mereka. Ini bisa menyebabkan masalah ringan hingga berisiko lebih berat.
Rekomendasi magnesium harian untuk remaja 14 – 18 tahun adalah 410 mg (pria) dan 360 mg (wanita). Pada dewasa adalah 400 mg dan 310 mg untuk pria dan wanita. Wanita hamil kebutuhan hariannya bertambah menjadi 350-360 mg per hari. Sementara untuk lansia adalah 420mg (pria) dan 320mg (wanita).
Gejala kurang magnesium
Berdasarkan studi tahun 1974 nilai magnesium serum normal dalam tubuh adalah antara 1,82 hingga 2,30 mg/dL (0,75 – 0,95 mmol/L). Riset yang lebih anyar (di jurnal Magnesium Research tahun 2016) menyatakan seseorang dengan kadar magnesium serum sekitar 1,82 mg/dL (0,75 mmol/L) biasanya sudah mengalami defisiensi magnesium. Sementara kadar magnesium serum lebih dari 2,07 mg/dL dianggap jumlah yang memadai.
Mohammed Razzaque, dari Lake Erie College of Osteopathic Medicine (AS) dalam studinya menjabarkan bahwa saat konsentrasi magnesium di dalam darah rendah, magnesium akan ditarik dari sel untuk mempertahankan kadarnya tetap di kasaran normal.
Diagnosis klinis untuk kekurangan magnesium tidak sederhana, karena gejalanya tidak spesifik, dan biasanya juga terjadi jika tubuh kekurangan nutrisi tertentu dalam makanan.
Kadar magnesium yang rendah bisa disebabkan oleh kehilangan atau kekurangan asupan magnesium, diet tinggi makanan olahan atau akibat obat-obatan tertentu. Penyakit hipertensi dan diabetes, hingga konsumsi alkohol berlebih dihubungkan dengan rendahnya kadar magnesium tubuh.
Tanda/gejala tubuh kekurangan magnesium antara lain:
- Kedutan atau kram otot
- Apatis, kurangnya emosi, mati rasa mental
- Kelelahan
- Tekanan darah tinggi
- Detak jantung tidak teratur
- Tremor
- Lemah otot
Baca: Magnesium Mengurangi Kecemasan
Berapa banyak yang perlu dikonsumsi?
Tubuh tidak memroduksi magnesium secara alami, sehingga kita bergantung pada makanan untuk mencukupinya. Banyak makanan yang tumbuh secara alami mengandung magnesium, tetapi konsumsinya telah menurun dalam beberapa dekade terakhir, karena perubahan kebiasaan makan.
Selain itu penghilangan magnesium selama pemrosesan makanan juga berkontribusi pada penyerapan magnesium.
Magnesium melimpah pada makanan seperti pisang, cokelat hitam, tahu, tempe, kacang-kacangan, sayuran hijau (bayam, brokoli, dll), gandum utuh, ikan dan alpukat. Para ahli menyarankan suplemen magnesium bagi mereka yang terus-menerus tidak dapat memenuhi kebutuhannya melalui makanan saja.
Suplemen magnesium biasanya dapat dikonsumsi kapan saja, dengan atau tanpa makan. Dosis akan bervariasi di antara merek, tetapi sebagian besar menyediakan 100-150 mg magnesium per kapsul.
Magnesium sitrat adalah suplemen magnesium yang popular, ia lebih mudah diserap tubuh dibandingkan magnesium jenis lain (misalnya magnesium oksida). Penelitian Kseniia Afitska, et al, tahun 2021, memperlihatkan bahwa suplementasi magnesium sitrat signifikan memperbaiki berbagai tanda kesehatan, termasuk level kecemasan.
Selain itu, magnesium klorida juga relatif mudah diserap tubuh dan telah dikaitkan dengan perbaikan kadar gula puasa pada penderita diabetes. Studi tahun 2012 pada ibu hamil menjelaskan bila suplementasi magnesium 300 mg/hari signifikan mengurangi gejala kram di malam hari.
Toksisitas magnesium
Keracunan magnesium jarang terjadi. Namun, mengonsumsi suplemen magnesium tertentu dalam dosis tinggi dapat menyebabkan diare, mual dan kram perut.
The National Academy of Medicine merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi suplemen magnesium lebih dari 350 mg per hari. Atau, jika harus mengonsumsi >350 mg/hari harus dalam pengawasan dokter.
Suplemen magnesium juga dapat berinteraksi dengan beberapa obat, termasuk antibiotic dan diuretik. (jie)
Baca juga: Kenapa Magnesium Penting dalam Penurunan Berat Badan