Obat kumur tidak hanya menyegarkan napas, tetapi kandungan antiseptiknya terbukti efektif mematikan kuman di rongga mulut. Tetapi jangan berkumur setelah berolahraga, penelitian membuktikan justru mengurangi manfaat olahraga.
Olahraga rutin – selain cuci tangan dan menggunakan masker - termasuk salah satu yang disarankan para ahli untuk membentengi tubuh dari paparan COVID-19. Olahraga yang disarankan adalah intensitas sedang, dilakukan sekitar 30 menit, 3-5 kali seminggu.
Di satu sisi antiseptik dalam mouthwash (obat kumur) terbukti efektif mengurangi / membasmi virus SARS-CoV-2 di tenggorok dalam 30 detik sehingga bermanfaat untuk pencegahan sekaligus mengurangi derajat keparahan infeksi COVID-19.
Tetapi jangan ‘menggabungkan’ olahraga dan obat kumur. Riset tahun lalu yang dilakukan peneliti dari Plymouth University di Inggris dan the Centre of Genomic Regulation di Barcelona, Spanyol memperlihatkan bahkan hanya dengan berkumur dengan mouthwash setelah olahraga akan mengurangi manfaat olahraga : menurunkan tekanan darah (disebut juga post-exercise hypotension).
Saat berolahraga, pembuluh darah akan membuka sebagai respons dari produksi nitric oxide, yang melebarkan diameter pembuluh darah. Proses ini disebut vasodilasi, yang akan meningkatkan sirkulasi darah untuk mengaktifkan otot.
Selama ini para ahli berpikir efek ini hanya terjadi selama kita berolahraga. Tetapi riset-riset terbaru menyatakan bila sirkulasi tetap tinggi (berarti tekanan darah diturunkan) bahkan setelah olahraga – berkat interaksi bakteri dengan senyawa nitrat, yang terbentuk ketika nitric oxide terdegradasi.
“Penelitian dalam satu dekade terakhir menunjukkan bila nitrat bisa diserap di kelenjar ludah dan dikeluarkan bersama air liur,” terang Dr Raul Bescos, dari Plymouth University.
“Beberapa spesies bakteri mulut bisa menggunakan nitrat dan mengubahnya menjadi nitrit, molekul yang sangat penting yang dapat meningkatkan produksi nitric oxide dalam tubuh.”
Setelah nitrit diproduksi dan ditelan bersama air liur, ia terserap ke dalam sirkulasi darah dan menjadi nitric oxide, yang membuat pembuluh darah melebar dan menurunkan tekanan darah.
Tetapi menurut riset yang diterbitkan di jurnal Free Radical Biology and Medicine ini, proses biologis tersebut akan terganggu bila kita menggunakan obat kumur setelah olahraga – karena efek antibakterialnya.
Bagaimana riset dilakukan
Dalam percobaan tersebut 23 orang sehat diminta jalan kaki / lari menggunakan treadmill selama 30 menit. Setelah olahraga, partisipan berkumur menggunakan obat kumur yang mengandung zat antibakteri atau obat kumur yang hanya berasa mint (plasebo).
Mereka diminta berkumur segera setelah latihan, dan juga pada 30, 60 dan 90 menit setelahnya. Tekanan darah juga diukur segera setelah olahraga, dan selama mereka istirahat.
Hasilnya menunjukkan bahwa satu jam setelah sesi treadmill, ada penurunan tekanan darah sistolik di kelompok plasebo sekitar -5,2 mmHg. Sementara penurunan di kelompok mouthwash jauh lebih rendah, rata-rata hanya -2.0 mmHg di waktu yang sama.
Ini mengindikasikan bahwa obat kumur antibakterial (mengandung chlorhexidine 0,2%) mengurangi penurunan tekanan darah sistolik hingga 60%.
Di akhir waktu pengamatan, dua jam setelah sesi latihan, pada kelompok mouthwash tidak mengalami penurunan tekanan darah yang seharusnya terjadi setelah olahraga. Sedangkan pada kelompok plasebo masih terjadi pengurangan yang signifikan dibandingkan dengan nilai tekanan darah sebelum latihan.
"Temuan ini menunjukkan bahwa sintesis nitrit oleh bakteri mulut sangat penting dalam memulai bagaimana tubuh kita bereaksi selama periode pertama pemulihan olahraga, menciptakan penurunan tekanan darah dan oksigenasi otot yang lebih besar," kata salah satu anggota tim di Plymouth University, Craig Cutler PhD.
“Tampaknya bakteri mulut adalah ‘kunci’ untuk membuka pembuluh darah. Jika mereka dimatikan (menggunakan obat kumur), nitrit tidak bisa diproduksi dan pembuluh darah akan tetap dalam keadaan sebelumnya.” (jie)