Margarin dan mentega (butter) selain untuk membuat kue, kerap dioleskan pada roti tawar. Atau untuk menumis. Secara umum, mentega lebih harum dan gurih, tapi lebih mahal. Chef manca Negara lebih senang menggunakan mentega. Alasannya, margarin banyak mengandung lemak trans, yang bisa memunculkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar.
Kata Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, dari Dept. Gizi FKUI, Jakarta, “Margarin terbuat dari lemak nabati, butter dari kepala susu.” Beda bahan baku membuat kandungan lemak margarin dan mentega berbeda. Kandungan lemak dan kalori mentega, bisa 2x lipatnya margarin. Mentega mengandung 30 mg kolesterol per saji dan kalorinya 100/100 gr; margarin hanya 50 kkal/100 gr.
Mentega mengandung kolesterol. Kandungan asam lemak jenuh (ALJ)-nya lebih tinggi, karena berasal dari lemak hewani. Di dalam tubuh, ALJ diubah menjadi kolesterol ‘jahat’ LDL, sehingga konsumsinya perlu dibatasi.
Margarin tidak mengandung kolesterol, karena berasal dari lemak nabati. Komposisi asam lemaknya berbeda-beda, tergantung bahan dasarnya. Di negara subtropis, margarin banyak dibuat dari minyak jagung atau kedelai. Kedua minyak ini sangat sehat karena kaya asam lemak tak jenuh (ALTJ) ganda, dan rendah ALJ. Sebagai informasi, ALTJ baik bagi tubuh karena bisa meningkatkan kolesterol ‘baik’ HDL. (nid)