Di Indonesia, ibu biasa menjemur bayinya di pagi hari. Hal ini ternyata tidak hanya bermanfaat untuk menghilangkan kuning pada bayi akibat peningkatan kadar bilirubin. Paparan sinar matahari akan mengaktifkan vitamin D di bawah kulit. Selain membuat tulang jadi kuat karena penyerapan kalsium optimal, juga akan menurunkan risiko infeksi berulang dan risiko terhadap penyakit autoimun seperti multiple sclerosis dan diabetes tipe 1 di masa mendatang.
Institute of Medicine (IOM) dan American Academy of Pediatrics (AAP) sepakat, asupan vitamin D dalam setahun pertama kehidupan perlu mencukupi 400 IU/hari. Disayangkan, umumnya kandungan vitamin D dalam ASI (air susu ibu) sangat sedikit, berbeda dengan susu formula yang memang telah ditambahkan vitamin D dalam jumlah cukup. Padahal, makanan bayi dalam 6 bulan pertama hanya ASI. Karenanya bayi perlu dijemur, meskipun badannya tidak kuning.
Tidak cuma bayi yang butuh vitamin D; ibu pun demikian. Kandungan vitamin D dalam ASI minim karena ibu tidak cukup memiliki vitamin D dalam tubuhnya. Diyakini, ibu perlu mengasup 5.000-6.000 IU vitamin D/hari agar ASI cukup mengandung vitamin ini. Selain mengonsumsi sumber vitamin D seperti ikan tuna, hati sapi dan kuning telur, ibu juga perlu ikut berjemur; cukup 15 menit setiap hari. Bonusnya, kedekatan dengan si kecil bertambah. (nid)