Puting susu lecet, nyeri atau luka banyak dialami ibu menyusui. Sakitnya, jangan ditanya! Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah/mengurangi lecet puting.
“Ini (puting susu lecet) terjadi mungkin karena cara/posisi menyusui ibu kurang tepat,” terang dr. Marini Sartika Dewi, MsiMed, Sp.A, konselor laktasi yang juga praktik di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta.
Pertama, posisi ibu harus nyaman untuk berada dalam posisi itu selama sekitar 30 menit menyusui. Menyusui sambil duduk, usahakan kaki menekuk 90o dan kaki tidak menggantung. Bila kursi terlalu tinggi, letakkan ganjalan kaki dan sandaran empuk di punggung, hingga ibu merasa rileks.
Kedua, dekap bayi dengan posisi yang benar. Telinga, lengan luar dan kaki bayi berada dalam satu garis lurus. Posisikan kepala bayi menghadap puting susu; leher bayi tidak menengok, tidak tengadah atau menunduk. Dada ibu dan dada bayi bertemu. Beri jarak aman antara payudara dengan hidung bayi, untuk mencegah jalan napas bayi tertutup payudara ibu.
Ketiga, jepit puting dengan ibu jari dan telunjuk, atau dengan jari posisi gunting (telunjuk dan jari tengah). Jempol menekan puting ke bawah, telunjuk menekan ke atas sehingga puting dan aerola membentuk huruf U.
Ketika ASI keluar, oleskan ke puting dan aerola sehingga puting menjadi lebih lunak. Tempelkan puting (dalam posisi U) ke dekat mulut bayi; buat ia penasaran dan mencari-cari puting hingga menangis. “Saat bayi membuka mulutnya lebar-lebar karena menangis, masukkan puting ke mulutnya. Pastikan lidahnya berada di bawah, tidak ke atas dan menutupi rongga mulut,” tutur dr. Marini.
Ingat selalu CLAM: chin (dagu) bayi menempel sepenuhnya ke payudara, lips (bibir) bayi melipat keluar sehingga tampak dower, areola tidak kelihatan atau hanya terlihat sedikit, mouth (mulut) bayi terbuka lebar dan menggembung. Posisi ini membuat proses menyusui lanca;, bayi tidak perlu mengisap terlalu kencang hingga puting terluka. (nid)