Di atas usia 40 tahun, terjadi penurunan kepadatan tulang. Pada perempuan, penurunan terjadi lebih cepat, setelah masa menopause. Wanita usia 60-70 tahun risiko osteoporosis meningkat >30%, meningkat menjadi 70% di usia >80 tahun. Pada pria, penurunan tidak secepat perempuan. Setelah berusia >70 tahun, risiko osteoporosis pada pria sama seperti perempuan.
Karena proses menua, kadar estrogen berkurang, mengakibatkan percepatan pemecahan tulang oleh osteoklas (sel-sel yang melarutkan dan mengikis tulang selama tahap remodeling tulang).
Penyandang osteoporosis perlu terapi agar tulang tidak makin ‘tipis’. “Salah satunya dengan terapi sulih hormon (hormone replacement therapy),” ujar dr. Harijanto, SpOG, MM dari RS Gading Pluit, Jakarta.
Dilakukan paling tidak 2 tahun setelah menopause, agar risiko patah tulang belakang turun sampai 40%. Di sisi lain, “Kepadatan tulang meningkat sekitar 5% dalam 2 tahun,” papar dr. Harijanto.
Terapi lain adalah Selective oestrogen receptor modulators (SERMs). Reseptor estrogen terdapat di banyak jaringan tubuh, seperti payudara, rahim jantung, dan tulang. Obat SERMs dapat menghambat efek estrogen pada beberapa reseptor. (jie)
<a href="http://www.freepik.com">Designed by brgfx / Freepik</a>