Lelaki dan perempuan memiliki sistem pencernaan yang sedikit berbeda. Perjalanan makanan pada pencernaan perempuan lebih lambat dibanding pada pria. Penelitian yang dilakukan di Australia menyatakan, perempuan memiliki aktivitas otot lebih sedikit di usus, sehingga makanan melewati perjalanan lebih lama dalam tubuh.

Perbedaan sistem pencernaan, membuat diet untuk mencapai berat ideal berbeda. Hormon perempuan dan laki-laki juga berbeda. Hormon mempengaruhi nafsu makan, metabolisme dan penurunan berat badan. Terkadang perempuan tidak bisa mengontrol nafsu makan pada waktu tertentu. Misalnya dalam kondisi premenstrual syndrome (PMS). Keberadaan hormon estrogen pada perempuan, dapat meningkatkan risiko mengidap batu empedu.

Sistem pencernaan perempuan bekerja lebih lebih lambat dibanding laki-laki, sehingga perempuan lebih irit buang gas (kentut) daripada laki-laki. Penelitian menyebutkan, pria buang gas sekitar 12 kali sehari sementara perempuan hanya 7 kali/hari. Tentu, ada kondisi yang sifatnya situasional. Ketika seseorang banyak mengonsumsi ubi jalar, misalnya, “perang gas” menjadi semakin sering terjadi.

Siasat agar Tidak Makan Berlebihan

Menurut penelitian yang dilakukan Proceedings of the National Academy of Sciences, perempuan tidak merasa lapar saat melihat atau mencium bau masakan, kue atau makanan lain. Tapi, otak memerintahkan organ pencernaan bereaksi terhadap harumnya kue dan makanan. Hal ini perlu disikapi dengan bijak. Kita bisa melatih diri menahan godaan terhadap makanan yang baunya menggoda. Sebagai gantinya, pilih makanan rendah kalori dan rendah lemak. Misalnya, ganti makan gorengan dengan kacang rebus, roti yang enak dengan buah.

Perlu menyiasati rasa lapar setelah olahraga. Senam, menari, jogging, jalan cepat, berenang dan lain-lain, bisa membuat lapar. Kaum Adam kadang merasa cukup dengan minum air mineral dan istirahat. Sedangkan bagi perempuan, hanya minum air mineral dirasa tidak cukup. Itu karena, menurut penelitian, tubuh perempuan didesain untuk tetap subur. Ketika energi terkuras karena olahraga, otak mengingatkan agar jangan sampai kekurangan kalori. Perlu asupan makanan, tapi hindari makanan tiggi lemak dan kolesterol seperti daging, ayam goreng, kuah soto bersantan.

Banyak perempuan yang menghindari olahraga angkat beban. Alih-alih berat badan menjadi ideal, yang ditakutkan badan malah berotot seperti binaragawan. Tapi, seperrti sudah disinggung, hormon laki-laki dan perempuan berbeda. Kaum Adam memiliki hormon testosteron, yang bisa membuat laki-laki memiliki tubuh berotot. Perempuan, dengan jumlah hormon testosteron sangat sedikit dibandingkan laki-laki, sulit memiliki otot berlipat-lipat. Dengan kata lain, olahraga angkat beban aman bagi perempuan. Beda hormon dan dengan kerja sistem pencernaan yang lebih lambat, menurut Healthtime, diet pun berbeda.   

Diet yang Tepat untuk Perempuan

Pada dasarnya, pola makan yang dianjurkan yaitu yang sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Berikut ini menu diet yang tepat untuk perempuan, agar terhindar dari kelebihan berat badan.

Sarapan

Penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dan agar berat badan terjaga. Pilih menu berprotein seperti telur, dada ayam, ikan salmon, alpukat dan susu. Atau, buah menu sederhana seperti omelet isi sayuran, semangkuk sereal campur susu, stroberi, blueberry atau pisang. Selain membakar lebih banyak kalori, protein membuat rasa kenyang lebih lama.

Makan siang

Agar energi tetap prima, pilih menu dengan cukup protein dan karbohidrat. Misalnya, nasi merah ditambah sayuran dan daging rebus. Roti gandum dengan  irisan daging sapi tanpa lemak, ikan salmon, ikan tuna, daging ayam tanpa kulit, ditambah semangkuk salad segar.

Camilan

Roti gandum ditambah selai (kacang, nanas, stroberi) atau yoghut rendah lemak dan buah. Hindari softdrink dan minuman manis.

Makan malam

Menu untuk makan malam disarankan yang rendah lemak, tinggi serat, dan sedikit karbohidrat. Diet yang tepat untuk perempuan bukanlah yang begitu ketat sehingga kekurangan kalori. Cukup mengatur porsi dan jenis makanan. (sur)