Rokok banyak dihubungkan dengan kesehatan pembuluh darah. Ternyata rokok ikut memperburuk kesehatan tulang. Khusus pada wanita menyebabkan penurunan kepadatan tulang. Riset menunjukkan bahwa merokok sejak usia remaja mengalami hambatan kepadatan tulang.
Masa remaja masuk di tahapan pertumbuhan tinggi badan, artinya tulang ikut memanjang sampai batas optimal. Pada masa remaja asupan kalsium yang cukup juga penting untuk pembentukan tulang yang padat dan kuat.
Gangguan pembentukan tulang yang optimal saat remaja berdampak pada peningkatan risiko osteoporosis di kemudian hari. Sebuah riset yang dimuat dalam Journal of Adolescent Health mengungkapkan gadis remaja yang terbiasa merokok akan mengalami hambatan penyerapan mineral di tulangnya.
Studi dilakukan pada 262 gadis sehat berusia 11-17 tahun. Mereka diberi pertanyaan seputar asupan gizi harian dan gaya hidup mereka. Pada tahun ke tiga mereka kembali lagi untuk menjalani tes kepadatan tulang.
Penelitian yang dilakukan oleh Lorah Dorn, psikolog perkembangan dari Cincinnati Children Hospital Medical Center ini mendapati gadis perokok memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah dibanding gadis non perokok. Mereka juga mengalami penurunan kepadatan tulang pinggul.
Penelitian lain pada orang dewasa menunjukkan hal yang mirip. Rokok meningkatkan risiko patah tulang belakang sampai 13% dan tulang pinggul sebesar 31%. Riset ini dilakukan oleh Kenneth Ward, psikolog klinis di School of Public Health - University of Memphis, Tennessee, AS. Khususnya, wanita perokok menghasilkan lebih sedikit hormon estrogen yang berperan dalam pembentukan sel osteoblas, atau sel pembentuk tulang.
Perokok juga cenderung akrab terhadap alkohol, kurang aktif dan memiliki pola makan kurang baik. Termasuk asupan kalsium yang minimal. Ini semua menjadi faktor peningkatan risiko osteoporosis.
Kalsium saja tidak cukup
Satu lagi salah persepsi dalam menjaga kesehatan tulang: konsumsi kalsium terpenuhi, tulang pasti padat. Ternyata itu salah, penyerapan kalsium tidak optimal tanpa bantuan vitamin D dan zinc.
Dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK menjelaskan, tanpa vitamin D hanya 10-15% kalsium yang terserap di dalam usus. Sedangkan dengan vitamin D penyerapannya menjadi 30-40%.
Kekurangan vitamin D ini akhirnya dapat menyebabkan perlunakan tulang (osteomalacia) sekaligus meningkatkan risiko patah tulang. “Kurangnya penyerapan kalsium dapat ditunjukkan dengan gampang kram atau otot sakit tanpa sebab (spasmofilia),” ujarnya.
Selain itu, kekurangan vitamin D berhubungan juga dengan naiknya risiko osteoarthritis (radang sendi), gangguan ginjal dan depresi. Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari pagi/sore, sementara sumber tambahan berasal dari minyak ikan, daging, telur dan sereal.
Nutrisi lain yang diperlukan tulang adalah zinc. Ia banyak terdapat di jaringan tulang dan diperlukan untuk menjaga kepadatan dan metabolisme tulang. Setiap proses metabolisme tulang memerlukan zinc. Ia berperan membantu pembentukan dan perbaikan tulang.
Sebuah penelitian menunjukkan kombinasi kalsium, zinc 15 mg/hari, mangan 2,5 mg/hari dan tembaga 5 mg/hari akan meningkatkan kepadatan tulang. (jie)