Pil kontrasepsi kombinasi E2V/DNG efektif mencegah kehamilan. Siklus haid lebih baik dan mengurangi perdarahan berlebih. Pil merupakan metode kontrasepsi nomor dua terbanyak digunakan di Indonesia. Data BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) tahun 2014, dari 30 juta peserta KB (Keluarga Berencana), 22% menggunakan pil.
“Sayangnya, keteraturan minum pil relatif rendah,” ujar Prof. Dr. dr. Biran Affandi, Sp.OG(K), FAMM, Guru Besar Ilmu Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Indonesia. Banyak kaum ibu yang putus-pakai menggunakan pil kontrasepsi.
Mirna, akuntan sebuah BUMN mengaku kadang lupa minum pil. Nanda berhenti konsumsi pil, karena beberapa kali spotting.“Takut kenapa-kenapa, jadi berhenti,” ujarnya.
Prof. Biran menjelaskan, pil bekerja menghambat ovulasi (pematangan sel telur); mengentalkan getah leher rahim; mengganggu fungsi tuba falopi; dan membuat endometrium tidak bersahabat, sehingga bila sel telur berhasil dibuahi akan sulit menempel. “Getah leher rahim yang mengental menghambat pergerakan sperma, sekaligus mencegah kuman memasuki rahim,” terang Prof. Biran.
Ada pil mini yang mengandung progestin (progesteron sintetis) dan digunakan saat menyusui. Ada pil kombinasi yang mengandung estradiol (salah satu hormon estrogen) dan progestin. Umumnya digunakan estradiol sintetis berupa ethynilestradiol (EE2), tapi zat ini menjadikan kontrol siklus kurang baik, sehingga bisa terjadi spotting tiba-tiba.
Pil kombinasi generasi terbaru menggunakan estradiol valerate (E2V), sebagai ganti EE2, dan ini pil kontrasepsi pertama yang mengandung estrogen alami. “Sifat E2V mirip estradiol, yang diproduksi indung telur,” ucap Prof. Dr. Joaquin Calaf-Alsina, Direktur Dept. Obstetri & Ginekologi RS de la Santa Creu, Barcelona. Saat masuk ke saluran cerna, E2V dihidrolisis dan terbentuk 17 β-estradiol, dengan struktur kimiawi sama dengan estradiol alami. Sebagai progestin digunakan dienogest (DNG), yang efektif menghambat penebalan endometrium.
Pil kombinasi E2V/DNG dirancang dengan skema dosis 4 fase selama 28 hari, sesuai siklus haid normal perempuan. “Dosis estradiol makin turun, sementara progestin makin naik,” kata Prof. Joaquin. Dengan cara ini, pil meniru siklus alami, sehingga pola haid teratur. Tablet aktifnya 26, 2 sisanya plasebo (obat kosong); di fase plasebo haid akan terjadi.
Berdasar studi Nahum GG, dkk (2008), efektivitas pil kombinasi E2V/DNG mencapai 99%. Manfaat tambahannya, memberi kontrol siklus yang baik dan terbukti efektif mengatasi heavy menstrual bleeding (HMB) non patologi organik. HMB sering diabaikan, padahal bisa menyebabkan anemia serius. Kombinasi E2V/DNG membuat endometrium lebih stabil, sehingga perdarahan terkontrol. Hasil studi klinis beberapa penelitian menunjukkan, E2V/DNG mengurangi perdarahan berlebih saat haid hingga 88%, dalam 6 bulan pengobatan. (nid)