keterangan dokter Miss V Nyeri saat Hamil
Nyeri Miss V saat Hamil

Nyeri Miss V saat Hamil

Ada ibu yang merasa nyeri tak tertahankan pada perut bagian bawah, ketika perut makin besar saat hamil. Ini SPD (symphisis pubic dysfunction) atau peregangan tidak normal pada sendi pubis yang terjadi selama kehamilan. Simfisis pubis adalah sendi yang mempertemukan tulang panggul (pelvis) bagian kanan dan kiri di ujung bagian bawah, yang diperkuat otot-otot dan ligamen untuk menstabilkan serta mengurangi tegangan dan gerakan pada sendi. Semua ini membuat panggul stabil, selama beraktivitas.

Normalnya, jarak simfisis pubis 4-5 mm. Pada trimester akhir kehamilan, bisa meregang  2-3 mm dari jarak normal. “Ini membuat diameter panggul dan bukaan panggul lebih lebar, untuk membantu proses persalinan,” terang dr. Andi Dama Putra, Sp.OG dari FKUI/RSCM, Jakarta.

Baca Juga :

OPERASI MENGENCANGKAN MISS V

JANGAN CABUT GIGI SAAT HAMIL

BOLEHKAH WANITA HAMIL MEMAKAI SEPATU HIGH HEELS?

Nyeri

Nyeri pada perut, badan dan punggung dapat mengganggu postur tubuh akibat otot dan sendi pubis meregang berlebihan. “Bisa sangat menyakitkan dan membuat stres,” ujar dr. Andi. Umumnya, nyeri hilang setelah melahirkan, meski ada yang sampai beberapa bulan.

Rasa tidak nyaman dan nyeri, terasa tepat di tulang pubis (kemaluan) bagian depan, perut bawah, sekitar pinggul atau punggung bagian bawah. Membungkuk, bangun dari kursi, naik-turun tangga atau memutar badan di tempat tidur, bisa memicu nyeri. Kadang terdengar bunyi atau seperti terasa ‘ceklik’ di daerah simfisis pubis, dan nyeri saat berhubungan intim.

Belum diketahui pasti penyebab SPD. Ditengarai, faktor genetik dan lingkungan berperan. Antara lain peregangan biomekanik pada ligamen panggul, anatomi panggul, perlemahan patologis pada sendi, kelemahan otot, dan meningkatnya berat badan (BB) ibu dan bayi.

Teori lain, pengaruh hormon relaksin pemecah kolagen yang diproduksi selama hamil. Namun kadar relaksin tidak berhubungan dengan gejala SPD atau pembesaran simfisis pubis. “Kadar relaksin dan progesteron memuncak pada minggu 12 kehamilan, sehingga tidak berhubungan dengan peregangan berlebihan pada sendi panggul dan gejala SPD, yang biasanya muncul di trimester akhir,” tutur dr. Andi.

 

Perawatan

 “Deteksi dini, pencegahan dan perawatan SPD dapat memperlambat pemburukan penyakit,” tutur dr. Andi. Perawatan mencakup fisioterapi, latihan dan bantuan peralatan. “Fisioterapi membantu memperbaiki posisi serta kestabilan tulang belakang dan sendi panggul, mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi otot,” katanya. Akupunktur mengurangi nyeri. 

Ibu perlu latihan yang dapat menguatkan otot dan memperbaiki stabilitas perut, punggung, panggul dan pinggul. Misalnya dengan deep abdominal exercises dan pilates. Water gymnastic atau senam di air (aqua natal classes) sejak hamil 20 minggu, bisa mengurangi nyeri punggung.

Bisa digunakan alat bantu pelvic support belt, sabuk khusus yang dikenakan di bagian bawah perut untuk menahan beban kehamilan. Atau tongkat (elbow crutch) bila bobot tubuh menimbulkan nyeri panggul. Bila ibu sulit bergerak karena kesakitan, mungkin perlu kursi roda.

Untuk mengurangi nyeri, minum analgesik (pereda nyeri) yang aman untuk ibu hamil. Alternatif lain TENS (transcutaneous electrical nerve stimulation), terapi dengan tegangan listrik rendah, yang dihubungkan dengan elektroda dari mesin ke kulit.

Ibu yang mengalami SPD, bisa melahirkan normal. Bila ibu sangat kesakitan sampai tidak bisa mengangkat paha ke posisi melahirkan, terpaksa harus operasi Caesar. (nid)