kontrasepsi yang tepat untuk ibu menyesui

Memilih Kontrasepsi Yang Tepat Untuk Ibu Menyusui

Memilih jenis kontrasepsi bisa gampang-gampang susah, tak terkecuali untuk ibu menyusui. Terdapat beberapa pilihan yang bisa digunakan ibu menyusui, yang aman sekaligus terbukti efektif.

Sebenarnya menyusui dapat berfungsi sebagai pengontrol kelahiran alami, karena menstimulasi hormon-hormon yang dapat menghentikan proses ovulasi. Metode ini akan efektif bila ibu memberikan ASI secara eksklusif segera setelah bayi lahir, dan sebelum siklus menstruasi kembali datang.

Saat ibu mengurangi pemberian ASI dan mulai mengombinasikan ASI dengan makanan tambahan, maka efektivitas menyusui sebagai kontrasepsi akan berkurang. Di sinilah seorang ibu perlu memilih jenis kontrasepsi.

Cut Vellayati, Group Product Manager DKT Indonesia (perusahaan pembuat kontrasepsi Andalan) menjelaskan tujuan utama kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kehamilan, atau berhenti hamil.

Umumnya ketakutan sebagian besar ibu adalah menggunakan kontrasepsi akan berpengaruh pada produksi ASI. Tetapi riset menyatakan, kontrasepsi hormonal – yang terbuat dari progesteron sintetik - tidak mempengaruhi produksi ASI.  

Berikut beberapa pilihan kontrasepsi yang bisa dipakai oleh ibu menyusui:

Pil kontrasepsi

Disebut juga mini pills karena hanya mengandung satu hormon (progestin) saja; normalnya pil KB modern mengandung progesteron sintetis (progestin) dan estrogen.

Secara umum cara kerjanya mencegah terjadinya ovulasi dan pertemuan sperma dengan sel telur. “Hormon progesteron sintetis akan memberikan negative feedback terhadap LH (luteinizing hormone yang bertugas membantu siklus menstruasi dan ovulasi) sehingga mencegah terjadinya ovulasi,” terang Cut Vellayati dalam seminar virtual kefarmasian Sinergi di Tengah Pandemi, Selasa (10/11/2020).

Selain itu juga dengan cara meningkatkan kekentalan lendir rahim, sehingga mobilitas sperma menurun dan tidak dapat bertemu dengan sel telur.

“Pil pertama diminum di hari pertama menstruasi, sesuai dengan tanda hari di belakang kemasan,” imbuh Cut Vellayati. “Dapat diminum kapanpun pada saat periode menyusui, selama akseptor belum menstruasi. Konsumsi pil setiap hari pada waktu yang sama.”

KB suntik

Beberapa jenis KB suntik bisa dipakai untuk ibu menyusui. Misalnya produk KB suntik Andalan yang mengandung medroxyprogesterone acetate (DMPA) 150 mg.

DMPA merupakan kontrasepsi suntik progestin saja yang sangat efektif memberikan efek kontrasepsi selama 3 bulan. Andrew M Kaunitz MD, profesor di departemen obgyn Universitas Florida College of Medicine-Jacksoneville, dalam penelitiannya menjelaskan penggunaan DPPA menghilangkan kebutuhan tindakan penggunaan sehari-hari – seperti dalam pil KB – atau penggunaan di dekat waktu saat akan berhubungan seks.

IUD

Cara kerja intrauterine device (IUD), imbuh Cut Vellayati, adalah dengan mengurangi mobilitas sperma sehingga tidak mampu mencapai sel telur melalui efek iritasi steril. Komponen tembaga dalam IUD melepaskan ion yang menyebabkan kondisi rahim tidak siap untuk pembuahan.

“Efektivitasnya hingga 99%, memberikan proteksi kehamilan jangka panjang. Tidak terikat jadwal minum obat dan kunjungan dokter (kunjugan dokter 3-6 bulan setelah pemasangan, diulang setiap tahun). Tidak ada efek samping hormonal, sehingga aman digunakan oleh ibu menyusui,” terang Cut Vellayati.

“Dengan teknologi siver core waktu pakai bisa 3 - 5 tahun, sementara IUD mini cocok untuk akseptor dengan rahim pendek. Produk IUD dengan copper T standard bisa untuk 10 tahun.”

Waspadai efek samping berupa perdarahan menstruasi yang lebih berat / lama, terutama dalam 3 bulan pascapemasangan. Kram perut bawah setelah beberapa hari pemasangan, atau spotting bisa muncul pada bulan-bulan awal.

Implan

Seperti halnya IUD, implan memiliki efektivitas hingga 99%, bisa digunakan hingga 4 tahun. Pemasangan mudah, tanpa inspeksi vagina (lebih nyaman untuk akseptor), tidak memerlukan pemeriksaan rutin ke dokter/bidan. Serta mengurangi perdarahan menstruasi yang berat. (jie)

Baca juga : Terobosan Menjanjikan: Pil KB untuk Laki-Laki