Konsumsi ikan yang berlemak selama hamil, menurut penelitian terbaru, bisa mencegah anak mengalami obesitas dan meningkatkan kesehatan usus di kemudian hari.
Riset dilakukan pada tikus betina yang mendapatkan makanan kaya omega-3, anak-anak yang dilahirkan oleh tikus itu memiliki berat badan ideal dan lebih banyak bakteri baik di dalam ususnya. Peneliti juga melihat pertumbuhan bakteri Akkermansia muciniphila yang lebih banyak di dalam usus anak tikus, yang mana jika pada manusia kondisi ini berhubungan dengan penurunan berat.
Dalam penelitian lain bakteri A. muciniphila di usus manusia berperan sebagai agen antiperadangan yang bisa memerangi kondisi medis seperti usus buntu atau iritasi usus (irritable bowel disease/IBD). Riset Maria Carlota, dkk., yang dipublikasikan dalam jurnal Gut menyatakan bakteri ini potensial melawan obesitas dan diabetes tipe 2.
Omega-3 banyak ditemukan pada ikan; terutama ikan yang berlemak, seperti patin, makarel atau salmon. Kacang-kacangan, kuning telur, biji chia dan alpukat diketahui pula kaya omega-3.
Pada banyak penelitian lain dinyatakan bahwa suplementasi omega-3 mampu menurunkan risiko inflamasi di dalam tubuh, yang salah satunya berhubungan dengan obesitas.
Dilansir dari dailymail.co.uk, asam lemak omega-3 tampaknya juga menjadi makanan bagi bakteri baik (probiotik). Mikroorganisme usus yang beragam berkaitan mulai dari kesehatan mental yang lebih baik hingga sistem kekebalan yang lebih sehat.
Bayi lebih sehat
Penulis penelitian Prof. Ruairi Robertson, dari Queen Mary University, London mengatakan, pola makan orang barat tergolong berlebihan lemak yang kurang sehat seperti yang ditemukan dalam minyak nabati, makanan digoreng, keripik kentang, dll.
Di satu sisi, “Penemuan ini menyarankan jika ibu mengonsumsi lebih banyak lemak omega-3 dan kurangi lemak jahat selama hamil dan menyusui, ia akan membantu bayinya untuk memiliki berat badan yang lebih sehat.
“Ini juga membantu pertumbuhan tipe bakteri yang tepat di usus bayi, dan membuat ususnya lebih sehat di masa mendatang,” katanya.
Omega-3 cegah obesitas
Peneliti menganalisa kelompok tikus yang tidak dapat merubah asam lemak omega-6 (lemak tidak sehat) menjadi omega-3, serta membandingkannya dengan tikus normal. Mereka diberi jenis makanan yang sama.
Peneliti mengukur rasio omega-6 dibanding omega-3 dari masing-masing tikus. Hasilnya didapatkan bayi tikus yang bisa merubah omega-6 menjadi omega-3 memiliki berat badan yang lebih langsing. Sementara tikus yang lahir dari induk yang memiliki level omega-6 lebih tinggi lebih berisiko mengalami kondisi medis, seperti diabetes tipe 2, dan ‘bocor’ usus yang dihubungkan dengan sindroma kelelahan kronis saat ia dewasa. (jie)