Hamil menyebabkan banyak perubahan anatomi dan fisiologi, sehingga berpengaruh terhadap aktivitas buang air besar (BAB).
Meningkatnya hormon progesteron yang berperan dalam proses relaksasi pada kerja otot halus, membuat gerakan pencernaan melambat. Akibatnya, proses pengosongan lambung lebih lama dan waktu transit makanan di lambung meningkat.
Gerakan peristaltik usus juga melambat, sehingga daya dorong terhadap sisa makanan /feses melemah. Feses menumpuk di usus besar menjadi kering, keras dan sulit dikeluarkan.
Membesarnya perut ibu hamil, menimbulkan tekanan rahim pada pembuluh darah balik (vena) panggul dan vena di bagian kanan tubuh, yang menerima aliran darah dari tubuh bagian bawah. Hal ini mempengaruhi kerja usus halus dan usus besar.
Kandungan makin besar juga akan menekan rektum, membuat jalannya feses tidak lancar. Itu sebabnya, “Sembelit lebih sering terjadi pada kehamilan trimester ketiga,” terang dr. H. Chudahman Manan, SpPD, KGEH.
Sembelit tidak membahayakan kehamilan. Hanya saja, perut kembung akibat feses yang sulit dikeluarkan dapat menyebabkan rasa tak nyaman dan begah.
Sembelit ringan bisa hilang sendirinya bila pola makan ibu cukup baik. Dani jika penyebabnya hormonal, setelah melahirkan hormon akan kembali normal dan sembelit ibu hilang.
Bila karena penyakit tertentu atau disertai gejala penyakit penyerta, sembelit saat hamil bisa berbahaya. Saat feses keras, secara naluriah ibu akan mengejan. Rektum membengkak dan berdarah karena pembuluh darah di anus pecah. Wasir atau perdarahan dekat jalan lahir, membuat ibu tidak boleh mengejan terlalu kuat. Hal ini bisa menimbulkan kesulitan saat proses persalinan normal melalui vagina.
Yang disarankan dan tidak
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, ibu hamil disarankan mengonsumsi lebih banyak serat. Sembelit umumnya dapatdiatasi bila ibu hamil mengonsumsi 25-30 gram serat/ hari. Serat akan meningkatkan volume feses, sehingga merangsang kontraksi otot usus besar untuk mendorongnya keluar.
Makanan akan tercerna baik bila asupan cairan cukup. Bila kurang cairan, cairan dari feses akan diserap untuk menjaga agar tubuh tetap dalam kondisi cukup cairan atau hidrasi. Cairan berkurang, feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
Hamil bukan alasan bagi ibu untuk bermalas-malasan. Aktivitas fisik atau olahraga ringan membuat tubuh sehat, dan dapat meringankan konstipasi. Senam kegel dan jalan kaki memperkuat otot dasar panggul, membantu mempermudah pengeluaran feses, sehingga ibu lebih siap menghadapi persalinan.
“Sebaiknya, ibu hamil yang mengalami masalah sembelit konsultasi ke ahli kandungan, agar masalahnya bisa diatasi sedini mungkin,” saran dr. Chudahman. (puj)