kontrasepsi modern tidak hanya mencegah kehamilan

Ini Kenapa Kontrasepsi Modern Lebih Disarankan Saat Pandemi

Pandemi COVID-19 memunculkan fenomena naiknya angka kehamilan akibat anjuran lebih banyak beraktivitas di rumah. Data menyatakan sebagian besar masyarakat enggan memakai kontrasepsi karena takut efek sampingnya. Kabar baiknya kontrasepsi modern tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga efek samping minimal, bahkan dengan manfaat tambahan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat ada lebih dari 400.000 kehamilan yang tidak direncanakan selama pandemi. BKKBN juga memroyeksikan kenaikan masih akan terjadi tahun depan.

Berdasarkan pertambahan angka kehamilan, diperkirakan akan ada lebih dari 420.000 bayi yang akan lahir. Perkiraan tersebut berdasarkan data 10% dari 28 juta keluarga Indonesia yang sulit mengontrol kelahiran.

WHO mengaskan tingginya kehamilan yang tidak direncanakan membawa banyak dampak negatif, seperti gangguan kesehatan hingga kematian ibu dan bayi, meningkatnya kejadian aborsi, kekerasan pada anak, tumbuh kembang anak tidak maksimal karena orangtua belum siap, dll.

Melati Gultom, brand manager Andalan dari DKT Indonesia (salah satu perusahaan produsen kontrasepsi) mengatakan, 54% wanita usia 15-49 tahun tidak memakai kontrasepsi.

“Takut pada efek samping kontrasepsi adalah alasan utama mereka tidak memakai kontrasepsi,” katanya dalam sesi webinar Family Planning, Beauty, Glow & Protection, 30 Oktober 2020 lalu.

Ia menambahkan keluhan yang paling mengganggu adalah terkait siklus menstruasi – haid tidak teratur atau berhenti pada pemakaian KB suntik atau KB laktasi – atau berhubungan dengan masalah penampilan (kenaikan berat badan, jerawat, dll). Selain itu ada keluhan sakit kepala, mual, kelelahan dan nyeri otot/tubuh.

Data tahun 2019 mencatat beberapa alasan lain tidak memakai alat kontrasepsi, termasuk pasangan tidak setuju, larangan agama, masalah kesehatan, fatalistik (terserah Tuhan) dan sudah memasuki masa menopause.

Metode KB (keluarga berencana) secara garis besar terbagi 2, yaitu KB modern (kondom, pil KB, suntik KB, implan, dan kontrasepsi darurat) dan KB tradisional (metode withdrawal, kalender, dan pemberian ASI eksklusif).

Pada umumnya kontrasepsi modern lebih efektif daripada metode tradisional dalam mencegah kehamilan, sehingga lebih disarankan.

Pil KB plus-plus

Pil KB termasuk salah satu jenis kontrasepsi modern – berisi kombinasi estrogen dan progesterone - yang banyak dipakai karena memberikan manfaat lebih dari sekedar menunda kehamilan.

Beberapa manfaat tambahan tersebut mulai dari mencegah munculnya jerawat, mencerahkan kulit, penambahan zat besi, hingga memiliki formulasi khusus (hanya mengandun progesterone) yang bisa dipakai untuk ibu menyusui.

“Pada produk Andalan FE (salah satu pil KB) memiliki fungsi ganda mencegah kehamilan dan memenuhi kebutuhan zat besi. Mengandung ferrous fumarate 75 mg – terdapat dalam pil placebo - yang setara dengan 24,75 mg elemen zat besi,” kata Melati.

Untuk pil KB khusus ibu menyusui, imbuh Melati, hormon progesterone di dalamnya tidak mempengaruhi produksi ASI. Efektif meningkatkan kekentalah lendir rahim sehingga pergerakan sperma menurun, dan tidak dapat bertemu dengan sel telur.

Pil kontrasepsi lain mengadung cyproterone acetate yang memberi manfaat kecantikan, dengan mencerahkan dan melembutkan kulit, tidak memicu kenaikan berat badan, dan dengan cepat kesuburan kembali setelah penggunaan pil KB dihentikan.

Cyproterone acetate (terdapat dalam pil Elzsa) menghambat pengaruh hormon androgen – hormon pria yang juga diproduksi wanita – sehingga dapat mengatasi gangguan yang disebabkan oleh peningkatan androgen, atau sensitivitas tertentu terhadap hormon ini.

“Saat pil KB ini diminum, fungsi kelenjar sebasea yang berperan dalam terjadinya jerawat dan seborea (ketombe dan kulit kepala kemerahan) akan berkurang. Efek kontrasepsi didasarkan atas interaksi berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah penghambatan ovulasi dan perubahan sekresi leher rahim. Siklus haid juga menjadi lebih teratur, nyeri serta darah haid berkurang,” terang Melati.

Dengan banyaknya pilihan kontrasepsi, untuk mengetahui mana yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, konsultasikan ke dokter atau bidan. (jie)