Gangguan gigi dan mulut saat hamil ternyata hal yang lumrah. Tak heran, ada ungkapan ‘satu anak, satu gigi tanggal’ bukan tanpa alasan. Menurut drg. Fatimah Tadjoedin, Sp.Perio dari FKG Universitas Indonesia, Jakarta, gigi goyang saat hamil lumrah terjadi. Secara alamiah, persendian melonggar untuk mempersiapkan bayi keluar melewati pintu bawah panggul. Sendi melonggar terjadi di seluruh tubuh. Itu sebabnya ukuran kaki membesar; ligamen dan tulang yang mendukung gigi ikut longgar, sehingga gigi goyang. “Umumnya gigi tidak sampai lepas, kecuali bila disertai komplikasi,” imbuh drg. Fatimah.
Gangguan gigi dan mulut saat hamil turut berkaitan dengan kondisi hormon ibu. “Saat hamil, terjadi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron; pembuluh darah melebar sehingga gusi menjadi rentan. Tersentuh sedikit, gusi mudah berdarah,” tutur dr. Nurwansyah, Sp.OG dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta. Gusi berdarah adalah tanda, ada radang di gusi.
5 gangguan gigi dan mulut saat hamil yang sering terjadi
Gingivitis (radang gusi). Saat hamil, kondisi mulut cenderung lebih asam sehingga kuman mudah berkembang biak. Sisa makanan di rongga mulut diolah oleh bakteri, sehingga plak cepat terbentuk. Plak adalah lapisan tipis pada gigi dan merupakan sarang bakteri. Mekanisme pertahanan tubuh melawan plak, memicu peradangan gusi. “Umumnya, gingivitis mencapai puncaknya pada trimester tiga,” ucap drg. Fatimah.
Karies (gigi berlubang). Meningkatnya keasaman diperburuk dengan penurunan daya tahan tubuh ibu, yang normal terjadi untuk meminimalkan respon penolakan tubuh terhadap janin. Akibatnya, kuman mudah berkembang biak. Risiko gingivitis meningkat, lubang pada gigi pun lebih mudah terjadi. Apalagi bila ibu banyak mengonsumsi makanan/minuman tinggi gula, dan kebersihan mulut kurang terjaga.
Periodontitis. Periodontitis adalah radang dan infeksi pada jaringan periodontal (jaringan penyangga gigi). Bisa muncul akibat gingivitis, plak dan karang gigi yang tidak diobati. Plak dan karang di dasar gigi memicu proses peradangan. Bila dibiarkan, gusi makin meradang dan bengkak sehingga terbentuk kantung di antara gigi dan gusi. Kotoran dan bakteri terperangkap di kantung tersebut, membuat respon peradangan makin berat hingga menyebar ke jaringan dan tulang penyangga gigi. Bila dibiarkan, tulang penyangga gigi rusak sehingga gigi tanggal. Bisa infeksi sehingga gusi bernanah. Melalui gigi berlubang atau jaringan periodontal yang terinfeksi, kuman masuk ke pembuluh darah. “Bayi bisa lahir prematur dan ibu bisa mengalami preeklamsia,” ujar drg. Fatimah. Bayi juga bisa terlahir dengan berat badan (BB) rendah. Penelitian Radnai M, dkk (2004) menyebutkan, periodontitis saat hamil bisa menjadi faktor risiko kelahiran prematur. Contreras A, dkk (2006) menemukan, penyakit periodontal kronik dan kuman tertentu seperti P. gingivalis dan E. corrodens, berhubungan dengan preeklamsia.
Epulis gravidarum. Ini adalah lesi jinak pada gusi, seperti polip. Tumbuh benjolan di bagian depan gusi, dengan diameter hingga 2 cm, karena meningkatnya respon peradangan terhadap mikroba patogen mulut. Biasanya mereda setelah kehamilan,“Kecuali menyebabkan nyeri yang sangat, perdarahan atau mengganggu pengunyahan,” ujar drg. Fatimah.
Erosi gigi. Hal lain yang perlu diwaspadai, erosi pada gigi akibat morning sickness; mual dan muntah hebat saat hamil. Atau asam lambung naik ke kekrongkongan (refluks) di periode kehamilan tahap akhir, sehingga gigi terpapar asam lambung dan terkikis.
Mencegah gangguan gigi dan mulut saat hamil
Faktor hormonal tidak bisa dihindari, tapi risiko bisa diminimalkan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut sejak sebelum hamil, selama hamil dan setelah melahirkan.
Beritahukan dokter gigi bila Anda hamil. "Perawatan gigi selama trimester pertama dan ketiga sebaiknya dihindari. Kecuali pada kasus gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera,” drg. Fatimah menekankan. Tunda mencabut gigi atau perawatan saluran akar gigi, karena berisiko bagi ibu dan janin.
Segera ke dokter gigi bila gusi terasa nyeri saat ditekan, mudah berdarah atau bengkak. “Jika gosok gigi terasa sulit akibat morning sickness, ganti pasta gigi dengan yang tidak berasa untuk mengurangi rangsangan mual,” ucapnya. Berkumurlah dengan air sehabis muntah, untuk membersihkan rongga mulut dari asam lambung. (nid)