gangguan tiroid sebabkan wanita sulit hamil
gangguan kesuburan akibat disfungsi tiroid

Dokter: Gangguan Tiroid Sebabkan Wanita Sulit Hamil

Gangguan tiroid seperti fenomena gunung es, masih banyak yang tidak terdeteksi. Salah satu dampak gangguan tiroid menyebabkan wanita sulit hamil, alias mengalami gangguan kesuburan.

Tiroid merupakan kelenjar penting dalam tubuh manusia yang berperan dalam mengatur metabolisme dan kesehatan tubuh. Hormon tiroid sangat diperlukan untuk membantu tubuh menggunakan energi agar tetap hangat, membuat otak, jantung, otot dan organ lainnya bekerja sebagaimana mestinya. 

Sayangnya berdasarkan data tahun 2022, prevalensi hipotiroid mencapai 12,4 juta orang dengan tingkat penanganan masih sangat rendah yaitu 1,9%. Sedangkan prevalensi hipertiroid sebanyak 13,2 juta dengan tingkat penanganan yang juga sangat rendah, hanya 6,2%.

Hipotiroid adalah saat tubuh tidak memroduksi cukup hormon tiroid. Sebaliknya hipertiroid saat kadar hormon tiroid terlalu banyak di tubuh.

Kelainan fungsi tiroid 5-8 kali lebih banyak pada wanita. Masalah tiroid ini bisa terjadi di segala kelompok usia, dari bayi, anak, dewasa hingga lansia.

Pada wanita usia subur, gangguan fungsi tiroid (baik hipertiroid atau hipotiroid) berisiko mengganggu kesuburan, menyebabkan wanita sulit hamil.

Ketua Pengurus Pusat Indonesian Thyroid Association (InaTA), Dr. dr. Tjokorda Gde Dalem Pemayun, SpPD, KEMD, FINASIM, menjelaskan gangguan fungsi tiroid, baik hiper atau hipotiroid, menyebabkan hormon yang ada di dalam tubuh tidak cukup untuk menjaga tumbuh kembang, suhu tubuh, metabolis lemak, karbohidrat, protein, dan untuk menjaga tumbuh tulang dan lainnya.

“Andai kata hormon ini kurang atau lebih, maka hormon lainnya akan terganggu. Salah satu yang muncul adalah tidak datangnya siklus menstruasi dengan baik, rambut rontok, ini menimbulkan gangguan-gangguan yang tidak bisa dijelaskan oleh pasien,” kata dr. Tjok, pada peringatan Hari Tiroid Sedunia, Kamis (25/5/2023).  

Melansir Mayo Clinic, kadar hormon tiroid yang rendah bisa mengganggu pelepasan sel telur dari ovarium, yang berdampak pada kesuburan. Atau, berisiko tinggi keguguran karena sel telur tidak menempel ke dinding rahim dengan sempurna.

Selain itu, penyakit autoimun yang menyebabkan hipotiroid atau hipertiroid – seperti Hashimoto thyroiditis dan graves – juga mungkin mungkin mengganggu kesuburan.

Keberadaan antibodi autoimun tersebut bisa berdampak pada kesuburan.

Tingkat TSH (thyroid-stimulatin hormone) yang tidak normal dapat mengganggu ovulasi, dan disfungsi tiroid jenis apapun tanpa penanganan tepat, bisa menyebabkan gangguan fase luteal (paruh terakhir siklus setelah ovulasi).

“Yang paling sering adalah hipotiroid, karena operasi cancer misalnya, kemudian tidak disubsitusi hormon dengan baik, hanya sekedar operasi, kemudian ibunya tidak patuh minum obat. Maka tentu saja akan terjadi gangguan yang serius, gangguan mens, kemudian rambut rontok, kulit kering, semuanya serba kering. Dan ujung-ujungnya gangguan pola kolesterol. Kolesterol bisa ikut naik karena hipotiroid,” dr. Tjok melanjutkan. Demikian pula pada kasus hipertiroid.

Langsung menyebabkan gangguan kesuburan?

Tidak juga, dr. Tjok menjawab. “Yang penting muncul gejala dahulu. Bila gejala itu ada, maka wajib dites fungsi tiroid: TSH dan FT4 (thyroxine). Bila TSH-nya tinggi FT4-nya rendah, berarti hipotiroid. Kalau TSH rendah tapi FT4 tinggi itu hipertiroid.”

Kabar baiknya, kesuburan bisa membaik bila disfungsi tiroid ini diperbaiki. Ditunjukkan dengan siklus menstruasi kembali normal, kulit tidak lagi kering atau rambut tidak rontok.

“Kalau sudah lama terjadi (gangguan fungsi tiroid) ini agak sulit. Jadi harus dikenali sejak dini, harus dicek terutama TSH paling awal,” dr. Tjok menegaskan.

Risiko tinggi disfungsi tiroid

Walau bisa menyerang di segala usia, ada beberapa orang yang berisiko tinggi mengalami gangguan fungsi tiroid. Mereka adalah:

  1. Berjenis kelamin wanita.
  2. Berusia diatas 60 tahun.
  3. Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit tiroid.
  4. Memiliki riwayat menderita penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit autoimun.
  5. Pernah menjalani pengobatan dengan iodium radioaktif.
  6. Pernah menjalani operasi tiroid.
  7. Pernah menjalani radioterapi pada dada. (jie)

Baca juga: Ini Gejala Hipotiroidisme pada Perempuan Setelah Menopause