Ada beberapa teori yang menyatakan deodoran bisa sebabkan kanker payudara. Tetapi hingga sekarang belum ada bukti yang jelas mengenai hubungan keduanya.
The American Cancer Society (ACS) dan the National Cancer Institute mengatakan belum ada bukti yang kuat yang menghubungkan antara deodoran dan kanker payudara, juga produk antiperspiran (mengandung zat yang bisa mengurangi produksi keringat) untuk ketiak.
Selama bertahun-tahun penelitian menunjukkan hasil yang saling bertolak belakang. Tetapi belum ada riset yang menemukan hubungan sebab akibat langsung pemakaian deodoran pada kadar tertentu dampak langsung pada risiko kanker payudara.
Penelitian tahun 2002 yang diterbitkan di Journal of the National Cancer Institute membandingkan 813 penderita kanker payudara dengan 993 wanita sehat. Peneliti menemukan tidak ada hubungan antara antiperspiran, deodoran atau produk pewangi ketiak lain dengan kanker payudara.
Sementara riset lain di 2003 dan 2009 mengatakan bila kemungkinan tersebut bisa terjadi. Tetapi penulis tidak bisa memberikan bukti substantif yang mendukung hubungan langsung deodoran dan kanker payudara.
Sebuah studi yang ditulis di The Lancet tahun 2017 melibatkan 209 penderita kanker payudara dan 209 wanita sehat sebagai kelompok kontrol. Pada riset ini terlihat wanita yang menggunakan produk pewangi ketiak beberapa kali sehari sejak berusia <30 tahun punya peningkatan risiko kanker payudara.
Sampel jaringan juga menunjukkan bahwa wanita dengan kanker payudara memiliki lebih banyak aluminium di jaringan payudara mereka daripada kelompok kontrol.
Tetapi dalam riset ini, riwayat pemakaian deodoran atau produk antiperspiran berasal dari pelaporan pribadi. Ini bisa menimbulkan bias, karena seseorang mungkin tidak ingat secara pasti kapan pertama kali memakai deodoran.
Dan sebagian besar partisipan tidak tahu apakah produk dodoran / antiperspiran yang dipakai mengandung aluminium. Peneliti ini tidak menyebutkan secara pasti bila deodoran / antiperspiran bisa meningkatkan risko kanker. Tetapi mereka merekomendasikan kehati-hatian dalam pemakaian produk ketiak.
Kadungan yang sebaiknya dihindari
Sebagian orang menganggap antiperspiran dan deodoran adalah produk yang sama, padahal keduanya adalah memiliki kandungan dan fungsi yang berbeda.
Antiperspiran mengandung bahan yang dapat menyumbat kelenjar keringat sehingga produksi keringat akan berkurang, sedangkan deodoran mengandung bahan yang dapat menghilangkan bau badan atau bau ketiak akibat pertumbuhan bakteri dari keringat.
Lembaga pengawasan obat dan makanan AS (FDA) mengategorikan antiperspiran sebagai obat, sementara deodoran termasuk produk kosmetik. Meski merupakan dua zat berbeda, sebagian besar produk pewangi ketiak yang ada di pasaran adalah kombinasi kedua zat tersebut. Namun, ada juga produk yang memiliki salah satu kandungan saja.
Tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan deodoran atau antiperspiran dengan kanker payudara. Tetapi dua bahan yang sering diangkat menjadi perhatian adalah aluminium dan paraben.
Aluminium adalah bahan aktif dalam antiperspiran, inilah yang mengurangi keringat di ketiak. Deodoran tidak mengandung aluminium.
Paraben (misalnya bultylparaben, ethylparaben atau methylparaben) adalah pengawet yang membantu mencegah jamur, bakteri dan ragi tumbuh dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi. Beberapa (sebagian kecil) produk deodoran mengandung paraben.
Mengatasi keringat di ketiak
Jika Anda khawatir tentang banyak berkeringat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi keringat di ketiak:
- Kenakan pakaian yang longgar.
- Pilih kain alami daripada sintetis.
- Kenakan pelindung keringat ketiak (underarm sweat shield); produk ini banyak dijual di marketplace.
- Nyalakan pendingin ruangan atau kipas pribadi jika ada.
- Ganti baju Anda jika berkeringat. (jie)