Masih banyak pertanyaan terkait boleh tidaknya ibu menyusui menjalankan ibadah puasa. Sebagian besar ibu takut puasa akan mempengaruhi produksi ASI untuk bayinya.
Saat berpuasa, tubuh ibu akan tetap memroduksi ASI sama seperti saat sedang tidak puasa. Dr. Hendra, Sp.A, menjelaskan ibu menyusui bisa dan aman berpuasa karena produksi ASI tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya makanan yang dikonsumsi ibu.
Namun ia menekankan, keputusan berpuasa bergantung pada si ibu. “Sebab kalaupun tidak, maka puasa masih bisa diganti hari lain, saat kondisi ibu sudah yakin untuk bisa berpuasa,” terang dr. Hendra, dalam akun TikTok pribadinya @bicaraasikecil.
Komposisi nutrisi ASI mungkin berubah
Walaupun puasa tidak mempengaruhi produksi ASI, komposisi dalam ASI bisa mengalami perubahan. Studi di European Journal of Clinical Nutrition menjelaskan bahwa puasa biasanya tidak mempengaruhi makronutrien dalam ASI, namun beberapa mikronutrien (zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral) mungkin terpengaruh.
“Itu termasuk zinc, magnesium dan potasium. Namun, perubahan komposisi ASI ini hanya terlihat pada wanita yang berpuasa lebih dari 24 jam,” tulis peneliti. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa produksi susu relatif konstan.
Itu mengapa sangat penting bagi ibu menyusui yang memutuskan berpuasa untuk tidak melewatkan waktu sahur. Namun, perubahan komposisi mikronutrien tersebut tidak akan berdampak banyak pada bayi yang mendapatkan ASI.
Kandungan lemak dalam ASI tidak akan berubah selama puasa, sehingga bayi dapat terus berkembang. Itu karena tubuh ibu akan menggunakan simpanan lemak sendiri jika tidak cukup mendapatkan dari makanan.
Tips aman berpuasa untuk ibu menyusui
Berikut tips aman ibu menyusui yang memutuskan berpuasa agar kualitas ASI tetap terjaga:
- Hindari aktivitas berlebihan. Ibu menyusui tetap bisa beraktivitas seperti biasa, namun jangan sampai terlalu capek, karena ibu harus tetap menyusui. Jika perlu lebih banyak beristirahat untuk menghemat energi.
- Jangan lewatkan sahur. Makanan yang dikonsumsi saat sahur akan memberi cadangan nutrisi dan kalori selama seharian berpuasa.
- Pilih makanan bergizi saat berbuka dan sahur. Pastikan bunda mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan bervariasi.
- Lebih banyak minum. Pada umumnya orang disarankan minum 8 gelas per hari. Bagi ibu menyusui yang berpuasa disarankan minum air putih minimal 10 gelas per hari. Ibu juga bisa mengonsumsi susu ibu menyusui atau vitamin khusus ibu menyusui untuk menjaga kualitas ASI.
- Cukup tidur. Selain istirahat yang cukup di siang hari, tidak kalah penting adalah cukup tidur. Ini akan membuat pikiran bunda lebih positif.
Sebaliknya ibu menyusui perlu segera menghentikan puasa, atau tidak disarankan berpuasa pada kondisi seperti berikut:
- Usia bayi kurang dari enam bulan. Perlu diingat, hingga usia enam bulan, bayi hanya bergantung pada ASI sebagai sumber makanan utamanya. Berbeda dengan, misalnya bayi satu tahun yang sudah mendapatkan makan pendamping ASI. Puasa lebih aman dilakukan jika si kecil sudah menginjak usia enam bulan, karena makanannya tidak hanya bergantung pada ASI.
- Waspadai dehidrasi. Pada kasus dehidirasi berat, pasokan ASI berkurang sementara. Jika tanda dehidrasi seperti mata, mulut, dan bibir terasa kering, merasa sangat haus, air kencing berwarna gelap, sakit kepala, kelelahan, dan badan terasa lemas, segera batalkan puasa.
- Tanda-tanda bayi mungkin tidak mendapat nutrisi yang cukup antara lain menangis terus, frekuensi buang air kecil/besar berkurang, tinja berwarna kehijauan, lesu dan penurunan berat badan. Jika melihat tanda-tanda ini pada bayi saat ibu berpuasa, segera batalkan puasa dan konsultasikan ke dokter. (jie)