Payudara besar tidak selamanya berarti seksi dan menyenangkan. Payudara yang terlalu besar ternyata bisa mengundang masalah, sehingga si empunya ingin agar payudaranya dikecilkan.
Masalah yang muncul bisa fisik maupun emosional. Cukup banyak perempuan yang merasa risih karena banyak pria yang memusatkan pandangan pada payudara mereka yang terlalu besar.
Pengecilan payudara dapat dilakukan dengan operasi (reduction mammaplasty). Menurut dr. Gentur Sudjatmiko, Sp.B, Sp.Bp (K) dari RS Pondok Indah, Jakarta, pasien yang menjalani reduction mammaplasty umumnya adalah mereka yang terganggu rasa sakit di bahu karena beban dari payudara terlalu berat, gatal di lipatan payudara, serta sulit mencari pakaian dan bra (BH) yang pas. Ini dampak fisik yang umum terjadi bila payudara terlalu besar.
Reduction mammaplasty dilakukan dengan mengambil lemak, jaringan kelenjar dan kulit payudara. Seberapa banyak yang diambil, disesuaikan dengan anatomi setiap pasien. Umumnya, hingga setinggi pertengahan lengan atas.
Pada sebagian kasus, puting susu dan aerola tetap berada di tempatnya. Namun, bila payudara terlalu besar dan kendur, puting susu dan aerola akan “dipindahkan” lebih ke atas, sehingga secara estetik lebih baik. Ini berbeda dengan operasi pengencangan payudara yang hanya mengambil kulitnya.
Operasi bisa berlangsung selama 4 jam, menggunakan anestesi (bius) umum. Sebelumnya, dokter akan membuat desain payudara yang “baru”, dengan pasien berada dalam posisi duduk. Bagaimana dengan luka bekas operasi? “Bisa disembunyikan di batas kulit dan aerola serta lipatan payudara,” terang dr. Gentur.
Reduction mammaplasty pada dasarnya bisa dilakukan pada semua usia. Namun, sebaiknya dilakukan saat payudara sudah tumbuh sepenuhnya, dan sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan.
Yang juga perlu diperhatikan adalah faktor keluarga. Akan lebih bijaksana melakukan reduction mammaplasty bila tidak berencana punya anak lagi. Tak lain karena perubahan jaringan payudara selama hamil, bisa memengaruhi hasil mammaplasty. Dan lagi, “Payudara yang sudah direduksi (dikurangi) tidak bisa lagi memberi ASI (air susu ibu).”
Pertimbangkan risiko
Seperti operasi besar lainnya, reduction mammaplasty memiliki risiko berupa perdarahan, infeksi, dan efek samping dari anestesi. Sebelum menjalani operasi, perlu dipahami semua kemungkinan risiko dan komplikasi; penjelasan dokter perlu disimak baik-baik.
“Pascabedah, pasien perlu bekerjasama dengan dokter. Jangan berolahraga dulu selama sebulan,” ujar dr. Gentur. Usahakan menghindari tekanan atau gerakan berlebihan, selama masa penyembuhan.
Ada baiknya menurunkan dulu berat badan sebelum operasi, karena buruknya penyembuhan luka pasca-reduction mammaplasty cenderung lebih tinggi pada perempuan berbadan gemuk.
Kadang perlu waktu berbulan-bulan agar bengkak pada luka hilang dan bekas luka memudar. Jangan lupa kontrol ke dokter, sesuai yang dianjurkan. (nid)