Jarang ibu hamil yang memiliki cukup cadangan zat besi dalam tubuh. Ibu hamil dengan anemia memunculkan gejala tak berenergi, sesak napas, mudah lelah, lemas, pucat, kurang bergairah, sakit kepala, cepat marah, pusing, nafsu makan menurun atau kehilangan berat badan.
Anemia selama hamil sering dikaitkan dengan kelahiran prematur, berat lahir bayi rendah, dan kematian bayi. Kekurangan suplai oksigen bisa mengganggu pertumbuhan otak janin; pada kasus yang berat janin dapat gagal hidup. Penderita anemia juga kerap mengalami perdarahan setelah melahirkan.
Meski kebutuhan harian zat besi mengalami peningkatan saat hamil, suplementasi rutin zat besi biasanya tidak diperlukan jika ibu hamil aktif, memiliki gizi yang baik dan makan makanan bergizi seimbang. Namun untuk sebagian ibu hamil, kebutuhan zat besi yang meningkat perlu didukung suplemen zat besi, umumnya diberikan dalam bentuk ferrous sulfat, ferrous fumerat, atau ferrous gluconat.
Efek Samping
Reaksi individu terhadap obat berbeda-beda. Meski memiliki banyak manfaat, obat bisa menimbulkan efek samping. Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung, sakit perut, tinja berwarna gelap, nyeri uluhati, konstipasi, atau diare. Derajat mual yang ditimbulkan, bergantung jumlah elemen zat besi yang diserap.
Menurut dr. Boy Abidin, SpOG; jika efek samping masih dapat ditolerir tubuh, penggunaan suplemen zat besi bisa dilanjutkan. Jika efek samping berkepanjangan, ada reaksi alergi, atau overdosis, segera konsultasikan ke ahli medis. “Jangan konsumsi suplemen zat besi lebih dari yang dianjurkan. Overdosis dapat berakibat fatal,” tegasnya.
Perlu Diperhatikan
- Suplemen zat besi lebih mudah diserap aliran darah, jika dikonsumsi satu jam sebelum makan, atau saat perut kosong. Jika menyebabkan gangguan pencernaan, konsumsi setelah makan.
- Suplemen zat besi umumnya aman bagi wanita hamil, menyusui atau yang mencoba memiliki anak. Pastikan penggunaannya sesuai anjuran ahli medis.
- Penyerapan zat besi meningkat jika terdapat asam di lambung. Kadar asam lambung dapat ditingkatkan dengan minum suplemen zat besi bersama makan daging merah atau ikan yang menstimulasi produksi asam lambung. Bisa diminum bersama vitamin C atau jus jeruk.
- Dikonsumsi bersama teh, cokelat, kopi, minuman bersoda, susu, suplemen kalsium, dan beberapa protein dari kedelai, dapat menurunkan penyerapan zat besi secara signifikan. Beri jarak waktu 3-4 jam, jika ingin mengonsumsi makanan tersebut.
- Obat antasida bisa menghambat penyerapan suplemen zat besi, karena sifatnya yang menetralkan asam lambung. Sebaiknya, konsumsi pada waktu yang berbeda.
- Pastikan ada jarak waktu yang cukup, antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Jangan menggandakan dosis zat besi, untuk mengganti dosis yang terlewat. (Puj)
Ilustrasi: www.freepik.com-Designed by valeria_aksakova / Freepik