Trio Mikronutrisi Penting Pascamenyapih Cegah Stunting | OTC Digest

Trio Mikronutrisi Penting Pascamenyapih Cegah Stunting

Ketika anak disapih dan diperkenalkan pada makanan padat, merupakan masa krusial dalam periode tumbuh kembang anak. Pada masa ini, anak bisa mengalami kekurangan mikronutrisi yang dapat mengakibatkan stunting.

Anak yang mengalami stunting, selain pendek, IQ juga bermasalah. Stunting menurunkan IQ sekitar 5-11 poin (5-10%). Menghasilkan anak dengan peringkat rendah di sekolah, mendapat penghasilan 10% lebih rendah dibanding rerata orang.

Baca : Apa Beda Anak Stunting dan Pendek

Vitamin A, zinc dan zat besi adalah trio mikronutrisi yang asupannya umumnya kurang, ketika anak mulai disapih.

Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013, kebutuhan vitamin A anak usia 7 bulan sampai 3 tahun adalah 400 mcg. Asupan zinc yang direkomendasi pada usia 7-11 bulan adalah 3mg, dan usia 1-3 tahun 4mg. Kebutuhan zat besi (Fe) adalah 7 mg pada usia 7-11 bulan dan 8 mg saat berusia 1-3 tahun.

Kekurangan mikronutrisi ditengarai oleh pola makan “miskin” protein (dari daging). Pada mereka yang sudah menerapkan pola makan baik pun, menurut dr. Triveno A. Pakasi, MS, PhD, dari Divisi Kedokteran Keluarga, Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, “Asupan zat besi masih kurang.”

Hal itu karena di dalam tubuh Fe, vitamin A dan zinc penyerapannya saling berebutan. “Ketiganya saling menjadi kompetitor,” ujarnya.

Vitamin A

Vitamin A dikenal sebagai vitamin untuk mata, namun tidak melulu tentang penglihatan.  Defisiensi vitamin A dapat membuat imun tidak kuat; lapisan sel yang menutupi paru-paru tidak mengeluarkan lendir sehingga mudah dimasuki mikroorganisme, bakteri dan virus penyebab infeksi. Jika terjadi di permukaan dinding usus halus, menyebabkan diare.

Kekurangan vitamin A terjadi akibat konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A dalam waktu lama atau bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.

Juga karena ada gangguan penyerapan vitamin A dan provitamin A, seperti pada penyakit diare kronik dan kerusakan hati yang menyebabkan gangguan penyerapan vitamin.

Sayur dan buah yang tinggi vitamin A antara lain pepaya, bayam, kangkung, wortel, ubi jalar atau mangga. Pada makanan hewani, kandungan vitamin A dalam jumlah besar terdapat pada telur, daging ayam dan hati.

Ikan, susu segar dan udang kandungan vitamin A-nya tergolong kecil. Sumber vitamin A lain adalah makanan yang sudah difortifikasi atau ditambah zat gizinya seperti biskuit, mentega dan susu.

Zat besi (Fe)

Zat besi adalah komponen paling penting dalam pembentukan hemoglobin (Hb : protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen).

Fungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan sistem saraf, yaitu diperlukan dalam proses mielinisasi (pembentukan selubung saraf di otak), neurotransmitter (pengantaran pesan di otak), dendritogenesis (pembentukan cabang-cabang saraf otak) dan metabolisme saraf.

Menurut Dr. dr Eddy Fadlyana, SpA(K), MKes, dari Unit Kerja Tumbuh Kembang Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kekurangan zat besi akan mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan bayi.

Pada bayi <1 tahun, penyebab anemia defisiensi besi (ADB) antara lain berat lahir rendah, lahir prematur, kembar, ASI ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, anemia selama kehamilan dan alergi susu sapi.

Pada usia 1-2 tahun umumnya karena kurang makanan tambahan atau minum susu murni berlebihan, obesitas, malabsorbsi dan infeksi berulang /kronis.

“Fakta, walau ibu memberikan ASI ekslusif namun zat besinya masih kurang. Maka, suplementasi Fe penting. Bayi matur usia 4 bulan sebaiknya diberi suplemen zat besi. Untuk bayi prematur bahkan lebih dini lagi yakni sekitar 1 bulan,” papar dr. Eddy.

Zinc

Zinc penting dalam pembentukan hampir 300 macam enzim tubuh, yang berperan dalam sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak dan protein serta metabolisme zat gizi mikro lainnya.

Mikronutrisi ini vital dalam perkembangan otak anak. Pada 4 bulan terakhir selama masa kehamilan berperan membentuk sistem saraf otonom, otak kecil dan hipokampus (bagian otak besar yang mengatur fungsi memori, emosi dan motivasi). Dan dalam 6 bulan pascalahir – 10 tahun, membantu pembentukan korteks.

Untuk mencukupi kebutuhan zinc pada bayi, disarankan mengonsumsi pangan tambahan (makanan pelengkap, susu pertumbuhan) yang telah difortifikasi dengan gizi mikro.

Secara natural, zinc terdapat pada daging merah, ayam, ikan, tiram, umbi-umbian, gandum utuh, biji-bijian dan kacang-kacangan. (jie)

Baca : Cegah Stunting Dengan Satu Butir Telur per Hari