Gigi yang rapih bukan hanya membuat seseorang lebih enak dipandang, tetapi untuk anak-anak ini mempengaruhi banyak hal, termasuk fungsi bicara dan mengunyah. Sebaliknya gigi tidak rapi membuatnya rentan berlubang, yang akhirnya berpotensi mengganggu tumbuh kembangnya.
Masalahnya susunan gigi yang rapi belum menjadi prioritas bagi sebagian besar orang Indonesia. Beberapa kasus maloklusi (posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal) ringan kerap diabaikan karena dianggap tidak terlihat secara kasat mata.
Padahal akibat gigi tidak rapi, selain menimbulkan gangguan bicara, bisa berdampak pada kesehatan si kecil.
Drg. Stephanie Adelia Susanto, MM, Sp. Ort, Co-founder dan Chief Orthohontist Klar Smile menjelaskan, 4 dari 5 orang di Indonesia mengalami masalah gigi tidak rapi. Walaupun demikian, gigi tidak rapi masih sering diabaikan karena masyarakat Indonesia belum terlalu paham dampak buruk yang bisa muncul dari gigi tidak rapi.
“Riset membuktikan gigi tidak rapi dapat meningkatkan risiko gigi berlubang secara signifikan karena plak gigi yang lebih mudah menempel dan lebih sulit untuk dibersihkan. Selain itu, gigi tidak rapi akan menyebabkan beban pengunyahan menjadi tidak seimbang, yang berakibat gigi menjadi lebih mudah pecah dan meningkatkan risiko ompong,” ujarnya kepada media, pada Kamis (8/9/2022).
Penelitian Anu Koskela, dkk, yang diterbitkan di European Journal of Orthodontics bahkan melihat ada hubungan antara maloklusi berat dengan gangguan mental, perilaku pasien, pertumbuhan dan masalah bicara.
Riset dilakukan pada orang Finlandia yang lahir tahun 2000. Partisipan adalah 1008 individu dengan maloklusi berat, dan 1068 orang sebagai kelompok kontrol (bukan penderita maloklusi berat).
Peneliti mendapati partisipan dengan maloklusi berat atau bibir sumbing mengalami gangguan bicara yang signifikan, dibandingkan kelompok kontrol. Juga, mereka memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang lebih kecil, dibanding anak normal (kelompok kontrol).
Gigi tidak rapi membuat proses pengunyahan terganggu, dalam jangka panjang akan berdampak negatif terhadap asupan gizi si kecil. Selain itu, pengunyahan yang tidak optimal berdampak ke saluran cerna, terutama lambung dan usus, yang bekerja terlalu berat.
“Riset juga membuktikan bahwa proses pengunyahan dapat menghasilkan sejumlah besar informasi sensori ke otak, menjaga fungsi belajar dan mengingat, sehingga jika ini disfungsi ini dibiarkan, bisa berpotensi pada penurunan kemampuan kognitif anak,” lanjut drg. Adelia.
Gigi yang rapih sangat penting untuk anak-anak, karena berpengaruh pada rasa percaya diri mereka. Mereka dengan gigi tidak rapi sering merasa kurang percaya diri terhadap penampilan mereka sehingga aktivitas normal seperti tertawa di depan umum, bertemu dengan teman-teman dan membangun hubungan personal terbatasi.
Bahkan menurut penelitian di jurnal The Angel Orthodontist (2011), dampak dari kondisi kesehatan gigi dan mulut pada kepuasan seseorang dengan penampilan mereka dapat mengakibatkan rasa malu di dalam lingkungan sosial dan penurunan psikososial.
Gigi rapi tanpa behel
Selama ini kita mengenal behel sebagai satu-satunya cara untuk merapikan gigi. Ternyata itu salah. Saat ini hadir teknologi modern merapikan gigi tanpa behel.
Teknologi aligner transparan hadir sebagai salah satu solusi merapikan gigi yang lebih estetik, nyaman, tidak mengganggu kesehatan sehari-hari dan juga efektif.
Klar Aligner adalah aligner transparan yang tidak mengganggu penampilan dan praktis sebagai solusi merapikan susunan gigi tanpa behel yang dibuat dengan teknologi canggih secara khusus dengan mengedepankan tingkat keberhasilan perawatan dan kenyamanan pasien, serta dikerjakan oleh Dokter Gigi Spesialis Ortodonti yang berpengalaman. (jie)