radang gusi jangan dianggap sepele, segera periksa

Radang Gusi, Jangan Dianggap Sepele

Radang gusi atau gingivitis sering dianggap sepele. Sewaktu ada darah saat berkumur, kita menganggap bahwa itu adalah tanda bahwa gigi sudah disikat dengan bersih. “Padahal, itu tanda bahwa ada radang gusi,” ujar dr. Juan Rafael Silvam spesialis peridonsia dari Filipina.

Radang gusi disebabkan adanya akumulasi plak pada lapisan gigi, karena kebersihan gigi kurang terjaga. Plak gigi lebih cepat terjadi pada anak usia 8-12 tahun. Plak yang menumpuk dapat menyebabkan gusi membengkak, dan hal ini dianggap biasa.

Masalahnya, mulut adalah pintu gerbang masuknya kuman berbahaya. Menurut dr. Juan, bakteri bisa masuk lebih dalam ke gusi, kemudian mengeluarkan racun dan terjadi radang. “Radang gusi dapat mempengaruhi tulang penyangga gigi dan jaringan di sekitarnya,” ujarnya.

Pada orang dewasa, radang gusi bisa berakibat lebih parah dibanding pada anak-anak, yakni dapat membuat gigi tanggal. “Pada anak-anak akibatnya tidak terlalu parah, karena jaringannya belum sekompleks orang dewasa,” kata Prof. Armasastra Bahar, DDS, PhD dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Tapi, pada anak-anak dengan kondisi tertentu, seperti anak kurang gizi, efek radang gusi bisa lebih parah dibandingkan pada anak yang gizinya baik. Juga pada anak down syndrome, yang tidak bisa menjaga higienitas gigi. Mereka berisiko terkena radang gusi yang lebih parah. “Anak-anak ini membutuhkan bantuan orang lain untuk membersihkan gigi,” ujar Prof. Armar.

Iritasi pada gusi, juga dapat timbul akibat gigi berkaries (gigi berlubang) dan tambalan (restorasi) gigi yang berlebih atau tidak baik. Dan radang gusi bisa terjadi pada anak usia 6-7 tahun, ketika gigi permanen mulai tumbuh menggantikan gigi bungsu. Batas atas/bawah gusi tidak mendapat perlindungan dari mahkota, sehingga terjadi penekanan di daerah tersebut dan menyebabkan peradangan.

Selain itu, sisa makanan dan bakteri penyebab plak sering sembunyi di bawah jaringan bebas. Sebagian meliputi mahkota gigi yang mulai tumbuh. Hal ini bisa menyebabkan peradangan dan menimbulkan rasa sakit. Dapat berkembang menjadi perikoronitis (peradangan di sekitar mahkota gigi).

Gusi yang sehat ditandai dengan gusi yang kuat dan berwarna merah muda. Jika terjadi radang, gusi biasanya berwarna merah matang, membengkak dan gampang berdarah ketika disikat.

Kabar baiknya, radang gusi/gingivitis akibat pertumbuhan gigi pada anak tidak memerlukan perawatan serius. Cukup dengan meningkatkan kebersihan mulut, sehingga jaringan yang meradang akan normal dan pertumbuhan gigi pun akan normal. Jika sudah terjadi perikoronitis, terapi dokter biasanya dengaan memberikan antibiotik.  

“Orangtua harus mengajarkan cara menggosok gigi yang benar pada anak, agar radang gusi dapat dihindarkan,” papar dr. Juan. Waktu yang tepat menggosok gigi adalah setelah makan dan sebelum tidur. Jika gigi dan gusi terawat baik sejak dini, insya Allah, akan tetap sehat dan tidak mudah tanggal. Sampai tua. (jie)


Ilustrasi: Jenny Friedrichs from Pixabay