Memilih Susu Kedelai Pada Alergi Susu Sapi | OTC Digest

Memilih Susu Kedelai Pada Alergi Susu Sapi

Bila anak alergi susu sapi, bisakah diberi susu kedelai? Susu kedelai telah direkomendasikan untuk diberikan kepada anak yang alergi susu sapi. Konsensus tatalaksana alergi susu sapi di Australia menyebutkan, susu formula soya (kedelai) menjadi rujukan pertama pada anak usia di atas 6 bulan.

“Menurut panduan di Singapura, sebaiknya anak alergi susu sapi lebih dulu diberi susu formula soya sebelum minum susu sapi hidrolisat,” papar Prof. dr. Lee Bee Wah dari Departemen Pediatrik National University Hospital, Singapura, dalam seminar tentang formula isolat protein kedelai untuk mengatasi alergi susu sapi, di Jakarta,.

Ada pun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan, ASI tetap prioritas pertama dengan menghilangkan produk susu sapi dan turunannya pada diet ibu selama 2-4 minggu. Untuk bayi yang tidak mendapat ASI atau mengonsumsi susu formula, diberikan susu hipoalergenik (susu sapi khusus alergi) atau susu formula asam amino. Susu soya/kedelai adalah alternatif berikut, setelah susu hipoalergenik tidak mempan.

Menurut Dr. dr. Zakiudin Munasir, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, umumnya orangtua lebih senang langsung memberikan susu formula berbahan dasar isolat protein kedelai, karena rasa yang lebih enak dan harga lebih terjangkau. Yang perlu diperhatikan, tidak semua susu kedelai bisa untuk mengatasi alergi susu sapi.

“Bayi tidak boleh minum susu kedelai yang langsung, karena masih banyak kandungannya yang tidak cocok untuk mereka. Kandungan serat akan mengganggu penyerapan mineral dan zat gizi lain.

Kadar alumunium yang masih tinggi, tidak cocok untuk bayi. Khusus bayi, harus susu kedelai yang sudah diformulasi. Di atas usia 5 tahun, baru boleh minum susu kedelai biasa karena sistem pencernaan anak sudah sempurna,” ujar dr. Zaki.

Baca juga : Mengatasi Alergi Susu Sapi

Benarkah susu kedelai tidak “sehebat” susu sapi, terutama kandungan asam amino (protein) –nya? Penelitian Lasekan JB, dkk (1999) perlu disimak.

Penelitian ini membagi 3 kelompok bayi baru lahir: kelompok pertama (73 bayi) diberi susu formula berbahan isolat protein soya, kelompok kedua (73 bayi) diberi susu formula soya yang sama ditambah nukleotida, dan kelompok terakhir (67 bayi) diberi ASI yang dicampur susu sapi. Mereka diobservasi selama 1 tahun.

“Hasilnya, tinggi dan berat badan, juga lingkar kepala dari ketiga kelompok tetap berada dalam kisaran normal. Pada anak usia 2 bulan, level plasa albuminnya sama, juga kadar hemoglobinnya saat anak usia 12 bulan,” papar Prof. Lee Bee Wah.

Ketakutan lain dari mengonsumsi susu soya adalah kandungan fitestrogen (senyawa mirip hormon estrogen – hormon seksual perempuan). Pada anak laki-laki yang sensitif pada hormon, dapat memicu karakter kewanitaan seperti payudara membesar.

Menurut Prof. Lee Bee Wah, “Tidak ada bukti yang pasti pada hewan, manusia dewasa atau bayi, bahwa pemberian formula soya berdampak pada sistem reproduksi atau fungsi hormonal.”

Dengan kata lain, susu formula isolat protein kedelai aman dikonsumsi anak dengan alergi susu sapi. (jie)