Memilih Cemilan Sehat untuk Anak, Apa yang Harus Diperhatikan?
memilih_cemilan_sehat

Memilih Cemilan Sehat untuk Anak, Apa yang Harus Diperhatikan?

Siapa bilang ngemil itu kebiasaan buruk. Justru, cemilan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak. Secara anatomi, ukuran lambung anak masih kecil, jadi mereka pun makan dalam porsi kecil. “Untuk menunjang energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas, serta melengkapi kebutuhan nutrisi hariannya, anak butuh cemilan di antara makan utama,” terang dr. Attila Dewanti, Sp.A (K). Tentu, yang dimaksud adalah cemilan sehat ya.

Sejak pandemi dan anak bersekolah dari rumah, cemilan memiliki peran yang lebih penting lagi: mengurangi kebosanan anak. Namun tak bisa dipungkiri, intensitas ngemil jadi meningkat. “Untuk itu orang tua harus lebih cerdas memilih cemilan yang sehat untuk anak,” tegas dr. Attila. Idealnya, pola makan kita terdiri dari 3x makan utama (sarapan, makan siang, makan malam), dan 2x snack atau cemilan di antara waktu makan. Snack masih bisa ditambah 1x lagi, asalkan sehat, dan tidak sampai melebihi kebutuhan kalori dalam sehari.

Tips memilih cemilan sehat untuk anak

Dokter Attila menggarisbawahi, jangan sembarangan memberi cemilan untuk anak. “Kalau mereka terbiasa dengan cemilan yang kurang baik terus menerus, akan ada dampak jangka panjang terhadap kesehatan mereka,” ujarnya, dalam diskusi daring bersama Paddle Pop, Jumat (22/12021). Ya, cemilan yang kurang tepat bisa menimbulkan berbagai penyakit di kemudian hari. Misalnya cemilan yang tinggi gula, akan membuat anak rentan mengalami karies gigi, hingga obesitas dan diabetes. Cemilan yang tinggi pengawet, perwarna, dan perisa buatan bisa menurunkan imunitas anak, sehingga ia lebih rentan terhadap infeksi.

Lalu, bagaimana cara memilih cemilan sehat untuk anak? Yuk intip penjelasannya berikut ini.

Perhatikan kandungan kalori

Sesuai rekomendasi WHO, kalori dari cemilan tidak lebih dari 20% energi harian. “Untuk anak usia 7-9 tahun, total kalori cemilan maksimal 330 kkal, bisa dibagi menjadi dua atau tiga kali,” ujar dr. Attila. Yang penting total kalori dari cemilan tidak lebih dari 330 kkal. Jangan sampai porsi dan kalori dari cemilan lebih banyak daripada makan utama. “Kalau terlalu banyak, nanti anak kenyang, dan makan utamanya kurang,” imbuhnya. Ingat, fungsi cemilan adalah sebagai pelengkap atau penunjang makanan utama.

Hindari yang mengandung GGL tinggi

Perhatikan kandungan gula, garam, dan lemak pada cemilan. Kementrian Kesehatan membatasi konsumsi gula 50 gr (4 sendok makan), garam 5 gr (1 sendok teh), dan lemak 67 gr (5 sendok makan minyak). “Orang tua jangan malas membaca table gizi pada kemasan cemilan,” ujar presenter Sophie Navita. Ibu dua anak ini mengapresiasi langkah Paddle Pop yang memperkenalkan logo ‘Cemilan Baik Untukmu’ pada kemasannya. “Ini sangat membantu orangtua. Dengan dengan melihat logo ini pada kemasan, kita bisa yakin bahwa cemilan itu sesuai dengan kebutuhan anak,” imbuhnya.

Pilih yang bernutrisi, dan enak

Berfungsi sebagai penunjang nutrisi harian, maka cemilan harus mengandung nutrisi. Selain itu juga harus enak. “Apalagi sekarang kitadi rumah terus. Tiap orang butuh cemilan, dan cemilan itu harus menyenangkan,” ujar Sophie.

Es krim yang mengandung susu dan buah cukup baik, asal perhatikan kandungan GGL dan kalorinya. “Susu mengandung protein dan kalsium, yang akan menunjang pertumbuhan tulang anak,” terang dr. Attila. Adapun buah kaya akan serat dan vitamin, yang akan membantu pencernaan dan kesehatan anak. Es krim yang mengandung 110 kkal bisa diberikan satu kali misalnya saat snack sore, dan berikan makanan lain yang tak kalah bernutrisi untuk snack pagi. Misalnya buah potong, smoothies, arem-arem, atau apapun yang disukai si Kecil, dan sesuai dengan syarat cemilan sehat.

____________________________________________

Ilustrasi: Red photo created by freepik - www.freepik.com