losion antinyamuk alami yang aman untuk bayi

Losion Antinyamuk Alami Yang Aman Untuk Bayi

Indonesia adalah daerah endemik nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue sehingga penting untuk melindungi diri terhadap gigitan nyamuk. Bayi termasuk kelompok rentan untuk digigit nyamuk Aedes aegypti yang biasanya menggigit di siang hari, saat si kecil tidur siang. Mengoleskan losion antinyamuk alami selain efektif mengusir nyamuk, juga lebih aman untuk kulit bayi.

Perlu diketahui kulit bayi yang belum berkembang sempurna, membuat orangtua harus berhati-hati saat akan mengoleskan losion– terlebih jika dari bahan kimia sintetis - atau minyak padanya. Alih-alih melindungi kulit si kecil, justru mengiritasi kulitnya.

Secara alami alam menyediakan tanaman yang dapat berfungsi sebagai penolak serangga (insect repellant / IR). Beberapa diantaranya yang sudah terbukti secara ilmiah bermanfaat bagi kulit adalah minyak citronella (serai/sereh), ekstrak lemon eucalyptus , lavender atau minyak rosemary.

Menurut dr. Iskadar Zulkarnaen, SpKK (K), dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / RS dr. Soetomo, Surabaya, produk alami lebih aman digunakan dibandingkan bahan sintetis dan nonbiodegradasi seperti DEET (N,N-diethyl-m-toluamide).

Sebagai informasi, DEET adalah bahan kimia sintetis yang biasa digunakan sebagai penolak serangga. Konsentrasi DEET yang berbeda berpengaruh pada lamanya waktu perlindungan pada gigitan nyamuk/serangga. Kadar DEET 5% memberi perlindungan sekitar 2 jam, kadar 10% melindungi sampai 3 jam, atau kadar 15% untuk 5 jam.

“Bahan-bahan penolak serangga alami lebih mudah menguap, sehingga lama proteksi dibawah DEET,” terang dr. Iskandar.

Minyak-minyak esensial (minyak dari ekstrak tanaman) tersebut dianggap aman oleh EPA (Environmental Protection Agency) pada penggunaan konsentrasi rendah. Memberi perlindungan terhadap nyamuk/serangga selama ± 3 jam.

Citronella kerap menjadi bahan aktif utama berbagai IR. Sementara lemon eucalyptus, memberi perlindungan terhadap nyamuk setara dengan DEET konsentrasi rendah.

Minyak citronella

Masyarakat kita mengenal minyak citronella dengan minyak sereh/serai. Didapatkan dari ekstraksi daun dan batang rumput cymbopogon. Beberapa produk juga menggunakan ekstrak lemongrass atau sereh wangi.

Sebelum tahun 1940, bahan ini digunakan secara luas dan dilaporkan efektif melindungi kulit selama 2 jam. Menurut Peterson C dalam Insect Repellents – past, present and future, bahan insektisida dari minyak ini bahkan dilaporkan pernah digunakan oleh penata rambut untuk membasmi kutu.

Ekstrak lemon eucalyptus

Berdasarkan uji klinis, ekstrak lemon eucalyptus (p-methane-3,8-diol / PMD) dapat mencegah malaria di Amazon, Brazil. Satu studi di Amerika Selatan, PMD 30% memberikan perlindungan terhadap vektor malaria selama 4 jam, dan sama efektifnya dengan DEET.  

Riset di Tanzania, PMD memberikan perlindungan 6-7 jam terhadap gigitan nyamun Anopheles (penyebab malaria) di Afrika.

Dikombinasi dengan minyak telon

Serangga, khususnya nyamuk tertarik pada keadaan lembab, hangat, karbondioksida, bau dan estrogen di kulit manusia. Insect repellant yang dioleskan pada kulit akan memroduksi lapisan uap yang menyebabkan bau dan rasa tidak enak bagi serangga. Nyamuk akan berbalik arah jika mencapai <4 cm dari kulit yang baru diolesi IR.

Pemakaian minyak-minyak esensial tersebut bisa dikombinasikan dengan minyak telon yang beredar di pasaran. Memberikan manfaat ganda bagi si kecil, selain menjauhkannya dari gigitan nyamuk, juga sekaligus menghangatkannya.  (jie)

Baca juga : Kenapa Minyak Telon Baik Untuk Bayi, Apa Saja Campurannya?