kenapa bayi juga harus pakai tabir surya

Kenapa Bayi Juga Harus Pakai Tabir Surya

Tabir surya biasa dipakai oleh orang dewasa, tetapi kapan dan kenapa bayi juga harus pakai tabir surya? Bayi dan anak-anak diketahui memiliki kulit yang lebih sensitif dibanding kulit orang dewasa. Pemakaian tabir surya pada bayi / anak-anak perlu memperhatikan beberapa hal.

Menjemur bayi sebelum pukul 09.00 diketahui baik untuk mengaktifkan pro vitamin D di bawah kulit menjadi vitamin D. Tetapi semakin siang, sinar matahari berbahaya bagi kulit bisa menyebabkan sunburn.

Sinar matahari mengandung tiga jensi sinar UV (ultraviolet). Ultraviolet A (UV A), disebut juga sinar hitam yang tidak dapat dilihat. Ini adalah jenis sinar matahari utama. Pajanan UV A dapat menyebabkan penuaan kulit, keriput dan berperan dalam kanker kulit.

Ultraviolet B (UV B) lebih berbahaya karena lebih mampu penetrasi  dalam ke kulit. Lapisan ozon masih mampu menolak UV B, namun sekitar 0,5% sinarnya dapat mencapai bumi. Berperan dalam kerusakan kulit akut atau kronis. Sementara UV C yang paling bahaya dapat dihalangi oleh lapisan ozon.

Menurut the Baby Center Medical Advisory Board 2013, bayi / anak-anak dapat mengalami kerusakan akibat sinar UV berupa sunburn dan heat stroke. Sunburn menyebabkan kulit terbakar, memerah, iritasi, ada rasa nyeri. Sedangkan heat stroke merupakan sengatan panas di mana suhu tubuh dapat mencapai > 40°C.

Gejala berupa mual, kejang, kebingungan kadang sampai koma. Heat stroke dapat mematikan kerena bisa menyebabkan kerusakan otak dan organ internal lainnya.  

Prof. Dr. dr. Maya Devita Lokanata, Sp.KK, dari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, RSPAD Gatot Subroto Jakarta  menjelaskan sunburn pada bayi meningkatkan risiko terjadinya melanoma (kanker kulit) dan keriput di kemudian hari.

“Melindungi kulit bayi berusia < 6 bulan terhadap pajanan sinar matahari dapat mengurangi risiko melanoma secara bermakna,” tegasnya. 

Itu sebabnya proteksi (termasuk pemakaian tabir surya), terutama pada bayi perlu dilakukan, walau dalam cuaca mendung/tidak terik. Sinar UV dapat melewati awan dan kabut tipis kemudian dipantulkan oleh banyak permukaan benda.

Dinding, beton, air dan pasir memantulkan sekitar 20% sinar UV, bahkan salju memantulkan UV sampai 80%. 

Kulit anak lebih sensitif

Pada masa anak sampai remaja, sel melanosit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Melanosit adalah sel-sel di kulit pemroduksi melanin (pigmen kulit) yang berfungsi menyerap sinar UV dan melindungi kulit dari kerusakan.

Anak yang berkulit terang cenderung lebih gampang terbakar. Anak yang sering mengalami sunburn hebat kemungkinan timbul dysplasitic nevi (tahi lalat yang berpotensi menjadi kanker kulit) lebih besar pula.

Cancer Council Victoria (CCV) merekomendasikan agar bayi usia < 12 bulan sebaiknya tidak terpajan sinar matahari secara langsung saat matahari sedang terik-teriknya (sekitar pukul 11.00 – 13.00).

The American Academy of Pediatrics mencatat banyak bukti yang menunjukkan hubungan erat antara terbentuknya melanoma (kanker kulit) dan riwayat sunburn saat anak/remaja. 

“Karena kulit bayi masih tipis, sangat sensitif dan mudah terbakar,” tambah Prof. Maya. Perlindungan terbaik adalah membawa bayi/anak ke tempat teduh. Bila tidak ada, dapat gunakan payung atau pasang kanopi pada kereta dorong anak.

Dianjurkan mengenakan celana panjang dan baju lengan panjang berbahan ringan (tidak tebal). Ini disebabkan bayi tidak mudah berkeringat seperti anak yang lebih dewasa. Berguna mencegah bayi kepanasan dan menghindari dehidrasi.

Pemakaian tabir surya

Bila tidak mungkin menghindar dari sinar UV, the cancer society merekomendasikan oleskan sedikit tabir surya dengan sun protection factor (SPF) >15 pada daerah pipi dan punggung tangan (yang tidak tertutup pakaian).  

Pada bayi, sebaiknya dilakukan pengetesan dengan mengoles sedikit pada punggung kulit untuk menguji sensitivitas kulit. Lakukan 15-30 menit sebelum terpajan sinar matahari, tujuannya agar losion telah terserap kulit. Pengolesan diulang tiap 2 jam.

The U.S Food and Drug Administration (FDA) menyatakan sebaiknya bayi < 6 bulan tidak memakai tabir surya, namun dapat dipakai oleh bayi/anak yang lebih dewasa. Ini dikarenakan kulit bayi belum berfungsi optimal seperti pada orang dewasa, jaringan antarsel lebih longgar.

Bahan aktif kimia tabir surya menjadi lebih gampang terserap. Sementara kemampuan tubuh untuk memetabolisme dan membuang obat masih belum berkembang dengan baik. Akibatnya, bayi lebih gampang mengalami reaksi alergi. 

Selain itu, bayi kekurangan acid mantle yang membuat bayi lebih mudah mengalami kelainan akibat bahan kimia yang terdapat dalam tabir surya.

Untuk anak yang lebih dewasa serta benyak berkeringat, atau hendak berenang dianjurkan memakai tabir surya tahan air (waterproof lotion). Tabir surya dioleskan sampai batas pakain renang, guna melindungi daerah sensitif, misalnya paha atas dan dada.

“Hati-hati mengoleskan di sekitar mata karena dapat mengiritasi mata. Tidak dianjurkan mengoleskan dibawah kelopak mata atas dan bawah,” tambah Prof. Maya.

Tabir surya untuk bayi

The Australian College of Dermatologists merekomendasikan tabir surya yang aman untuk bayi sebaiknya mengandung titanium dioxide atau zinc oxide yang dapat memantulkan radiasi UV dengan risiko alergi minimal.

Namun, bagi anak yang memiliki warna kulit sangat gelap tidak perlu memakai tabir surya. Karena kadar melanin kulit yang tinggi sudah bekerja sebagai tabir surya alamiah. Bersyukurlah bagi mereka yang dipanggil si hitam. (jie)