IDAI belum rekomendasikan sekolah tatap muka
pembelajaran tatap muka

IDAI Belum Rekomendasikan Sekolah Tatap Muka, Sarankan Sekolah Alam

Pemerintah menyatakan bila tahun ajaran baru di Juli 2021 mendatang sudah bisa dimulai dengan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Tetapi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beranggapan lain. 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan aktivitas sekolah tatap muka terbatas dimulai setelah pemerintah menyelesaikan vaksinasi terhadap pendidik dan tenaga pendidikan.

“Vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan ditargetkan selesai bulan Juli 2021,” kata Muhadjir dalam Pengumuman Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, Selasa (30/4/2021) lalu.

Melihat perkembangan penanganan pandemi di Indonesia IDAI, melalui surat terbuka bertanggal 27 April 2021, memberikan lima rekomendasi tentang pembelajaran tatap muka. Dibagian pertama secara tegas IDAI menyatakan belum merekomendasikan kegiatan sekolah tatap muka.

Rekomendasi tersebut didasarkan atas beberapa hal, seperti kembali meningkatnya pandemi COVID-19 secara nasional, ditemukanya varian baru virus corona sejak bulan Maret 2021, serta cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang belum mencapai target.

Secara lengkap, berikut rekomendasi yang dikeluarkan IDAI :

  1. Melihat situasi dan penyebaran COVID-19 di Indonesia, saat ini sekolah tatap muka belum direkomendasikan.
  2. Persyaratan untuk dibukanya kembali sekolah antara lain terkendalinya transmisi lokal yang ditandai dengan positivity rate <5% dan menurunnya tingkat kematian.
  3. Jika sekolah tatap muka tetap dimulai, maka pihak penyelenggara harus menyiapkan blended learning, anak dan orangtua diberi kebebasan memilih metode pembelajaran luring (offline) atau daring (online).
  4. Anak yang belajar secara luring maupun daring harus memiliki hak dan perlakukan yang sama.
  5. Mengingat prediksi jangka waktu pandemi COVID-19 masih belum dapat ditentukan, maka guru dan sekolah hendaknya mencari inovasi baru dalam proses belajar mengajar. Misalnya, memanfaatkan belajar di ruang terbuka seperti taman, lapangan atau sekolah di alam terbuka.

Mencontoh Spanyol

Seperti dalam poin ke lima rekomendasi IDAI tersebut, sekolah yang berniat melakukan pembelajaran tatap muka bisa mencotoh apa yang terjadi di Spanyol.

Setelah satu tahun belajar dari rumah dan belajar di kelas dengan menerapkan prinsip jaga jarak, satu sekolahan di Murcia, Spanyol mencoba metode lain. Mereka mengombinasikan belajar di alam terbuka dan cara pengajaran berbeda.

Murid-murid sekolaha Felix Rodriguez de la Fuente dengan tetap memakai masker, duduk menghadap papan tulis, di depan deretan meja yang tertata rapi, di pantai Playa de los Nietos.

“Ini aman, dan anak-anak belajar sambil bersenang-senang,” terang Juan Francisco Martinez, guru bahasa Inggris, melansir Reuters. “Apa yang mereka pelajari di sini tidak mereka lupakan.”

Beberapa murid tanpa alas kaki menggoyangkan jari-jari kaki mereka di pasir saat mereka memainkan xylophone, sementara yang lain berjongkok di atas buku belajar mereka untuk mencegah angin meniup kertas mereka ke laut.

Kelas tersebut merupakan bagian dari proyek Fresh Air yang bertujuan untuk menciptakan kualitas udara yang lebih baik bagi anak-anak selama pandemi COVID-19, termasuk melalui pembelajaran di ruang terbuka.

Para guru mulai mempersiapkan pantai pada pukul 8 pagi. Delapan kelas mengambil bagian dalam pelajaran 20 menit dan kelompok-kelompok bergilir melintasi area yang berbeda.

"Saya suka pergi ke pantai!" kata Antonio Fernandez (9 tahun). "Saya lebih suka berada di pantai karena saya merasa lebih rileks dan nyaman."

Luz (10 tahun) berkata, "Ini sangat bagus karena saya bersama teman-teman di pantai, saya suka pantai, di musim panas saya selalu datang ke sini untuk berenang setiap hari dan saya suka pasir." (jie)