Bolehkah Bayi Dikerok saat Masuk Angin? Ini Penjelasan Dokter
bolehkah_bayi_dikerok

Bolehkah Bayi Dikerok saat Masuk Angin? Ini Penjelasan Dokter

Beberapa waktu lalu, beredar luas di media sosial, video bayi dikerok hingga punggungnya merah-merah selayaknya orang sehabis kerokan. Tanpa perlu ikut mencela ibunda si bayi, alangkah baiknya bila kita menggali persoalan ini lebih jauh dari sudut pandang medis.

Kerokan telah menjadi bagian dari budaya kita sejak turun temurun, khususnya di tanah Jawa. Teknik pengobatan seperti ini juga dikenal di negara Asia lain, misalnya Tiongkok (gua sha) dan Vietnam (cao gio).

Melansir The Conversation Indonesia, kerokan akan merusak pembuluh darah di bawah kulit, sehingga memungkinkan kulit menerima lebih banyak oksigen, untuk menetralkan zat beracun dalam tubuh. Di samping itu, punggung diyakini memiliki 365 titik akupunktur. Tekanan yang terjadi saat kerokan, bisa menimbulkan rangsangan untuk produksi hormone endorfin yang memberikan efek relaksasi.

Jadi, boleh-boleh saja kerokan. Cukup membantu untuk mengatasi keluhan masuk angin. Mereka yang sudah biasa kerokan, pasti setuju kalau badan terasa enteng, pegal dan pusing pun hilang. Belum lagi sendawa dan kentut yang keluar ketika/setelah dikerok. Namun, lain ceritanya bila kerokan dilakukan pada anak, apalagi bayi.

Bolehkah Bayi Dikerok saat Masuk Angin?

Menurut spesialis anak DR. dr. Dian Pratamastuti, Sp.A dari National Hospital, Surabaya, hal tersebut tidak dianjurkan. “Kulit bayi sangat berbeda dengan kulit dewasa. Kulit bayi sangatlah tipis, rentan dan sangat peka,” jelasnya dalam video yang diunggahnya di akun Instagramnya (@dianpratama_md).

Akibatnya bila bayi dikerok, kulitnya akan terasa nyeri, perih, bahkan bengkak di area yang dikerok, baik saat dikerok maupun setelah dikerok. Kulit bayi pun bisa lecet. “Ujungnya, dapat menjadi tempat masuknya kuman yang menyebabkan infeksi. Hati-hati,” imbuhnya.

Pada bayi dan anak, kerokan biasanya menggunakan bawang merah, bukan uang logam seperti pada dewasa. Namun ternyata, hal ini pun tidak sepenuhnya aman, dan masih kontroversial. “Mengerok dengan bawang merah justru bisa mengakibatkan iritasi dan kemerahan pada kulit, serta luka yang bisa menyebabkan infeksi,” tutur DR. dr. Dian lagi.

Tips Mengatasi Masuk Angin pada Bayi dan Anak

Lantas, apa yang bisa dilakukan orangtua bila si Kecil masuk angin? “Hilangkan masuk angin pada bayi tanpa harus menyakitinya,” tegas DR. dr. Dian. Berikut ini tips dari DR. dr. Dian.

1. Menijat bayi

“Kita bisa melakukan pijat pada bayi, secara perlahan dan lembut,” ujar DR. dr. Dian. Pijatan lembut membuat bayi lebih rileks dan nyaman, sehingga ia bisa tidur lebih nyenyak. Memijat juga membantu menghilangkan stres dan nyeri, serta memperbaiki percernaan bayi.

2. Balurkan minyak telon

Minyak telon memberi sensai hangat di kulit. Aroma minyak telon yang lembut juga menimbulkan perasaan nyaman dan rileks.

3. Berikan cairan yang cukup

Kekurangan cairan bisa menurunkan energy dan imunitas tubuh. Untuk itu, pastikan si Kecil mendapat asupan cairan yang cukup saat ia masuk angin. Pada bayi yang masih mendapat ASI eksklusif, Ibu cukup menyusuinya seperti biasa. Bila si Kecil sudah lewat masa ASI eksklusif, pastikan ia cukup minum ya.

4. Berikan makanan hangat dan lezat

“Ibu juga bisa memberi si Kecil sup ayam hangat yang lezat,” ujar DR. dr. Dian. Saat tidak enak badan, anak biasanya tidak mau makan. Sup ayam hangat yang lezat dengan aroma yang menguar, bisa meningkatkan nafsu makan anak. Sekaligus juga menambah asupan nutrisi dan air untuk si Kecil. semangkuk sup hangat juga terasa nyaman di perut.

5. Perbanyak istirahat

Istirahat adalah salah satu kunci penting untuk mempercepat penyembuhan. Maka, pastikan si Kecil beristirahat lebih banyak ya.

6. Susui dengan posisi tegak

Posisi penyusui ternyata turut berpengaruh. “Bagi ibu yang masih menyusui, lakukanlah (menyusui) dengan posisi tegak,” ucap DR. dr. Dian. Menyusui dalam posisi tegak bisa mencegah kembung karena ASI yang diisap bayi lebih mudah mengalir turun ke tenggorokan, sehingga mencegah bayi menelan udara, yang bisa membuatnya kembung. Menyusui dalam posisi tegak juga cukup efektif mencegah terjadinya gumoh.

7. Beri obat bila diperlukan

“Dan yang terakhir, bila si Kecil merasa nyeri, pegal dan demam, Ibu bisa memberikan obat parasetamol,” jelas DR. dr. Dian. Tentu, ini untuk si Kecil yang sudah lewat masa MPASI ya. Bila kondisi si Kecil tak kunjung membaik atau malah bertambah parah, segeralah bawa ke dokter anak terdekat.

Jadi, bayi dikerok saat masuk angin tidaklah disarankan oleh dokter. Ada cara-cara lain yang bisa Ibu dan Ayah lakukan. Lebih aman dan nyaman untuk si Kecil. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by jcomp on Freepik