remaja kurang tidur berisiko alami masalah jantung

Awas Remaja Yang Kurang Tidur Berisiko Alami Masalah Jantung

Kurang tidur tidak hanya berbahaya bagi orang dewasa. Penelitian menyatakan remaja yang kurang tidur berisiko lebih besar alami hipertensi dan kegemukan yang akhirnya bisa menyebabkan masalah jantung di kemudian hari.

Kurang tidur sudah lama diketahui berkontribusi menyebabkan obesitas, diabetes, penyakit jantung hingga gangguan mood. Tetapi riset-riset tersebut dilakukan pada orang dewasa. Para peneliti dari Massachusetts General Hospital melakukan penelitian yang pertama kalinya melihat efek kurang tidur pada remaja.

Saat ini keberadaan game online, seperti Mobile Legends, PUBG (PlayerUnknown’s Battlegrounds) atau Call of Duty, atau aplikasi TikTok menyita banyak waktu remaja. Mereka seperti tidak kenal waktu saat sudah asik dengan game online tersebut. Tidak jarang sampai begadang.

Peneliti menemukan sebagian besar remaja yang mereka teliti begadang lebih lama dari yang seharusnya. Peneliti memperingatkan, gaya hidup ini bisa menjadi dasar munculnya masalah jantung yang parah di kemudian hari. 

“Tidur sangat penting,” terang Dr. Elsie Taveras, salah satu peneliti. “Kualitas dan kuantitas tidur merupakan pilar kesehatan bersama-sama dengan diet dan aktivitas fisik.”

Bagaimana riset dilakukan?

Dr. Taveras dan timnya meminta 829 remaja untuk memakai alat perekam aktivitas di pergelangan tangan mereka. Waktu tidur dan aktivitas harian mereka dicatat selama 10 hari.

Mereka juga memeriksa faktor risiko penyakit jantung, stroke dan diabetes dengan mengukur lingkar pinggang, tekanan darah, kolesterol dan ciri khas diabetes yang dikenal sebagai resistensi insulin.

Tim peneliti mendapati separuh dari remaja tersebut memiliki durasi tidur setidaknya 7,4 jam semalam. Hanya sekitar dua persen responden yang punya waktu tidur minimal 8 jam seperti yang direkomendasikan National Sleep Foundation untuk remaja usia 14-17 tahun, atau minimun 9 jam semalam untuk anak usia 11-13 tahun.

Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics ini menyimpulkan sebagian besar remaja memiliki tingkat efisiensi tidur yang rendah. Tidur yang lebih lama - efisiensi tidur tinggi – dikaitkan dengan tekanan darah rendah, lingkar pinggang lebih kecil dan kadar kolesterol lebih rendah.

Merangsang rasa lapar

Kurang tidur akan meningkatkan rasa lapar dengan mempengaruhi hormon leptin dan ghrelin (keduanya berhubungan dengan nafsu makan). Akhirnya menyebabkan makan berlebih dan penambahan berat badan.

“Tidak cukup tidur juga bisa membuat mereka merasa lelah dan stres, membuatnya lebih sulit untuk tetap bisa olahraga teratur dan mematuhi diet yang sudah ditentukan,” terang James Gangwisch, psikatri di Columbia University, New York yang tidak terlibat dalam riset tersebut.

"Studi saat ini menyoroti dampak negatif dari kurang tidur pada kesehatan fisik, tetapi kemampuan mental dan emosional anak juga terganggu," kata Gangwisch. "Cukup dengan tidur lebih awal bisa memberikan sumbangan besar dalam hal peningkatan energi, suasana hati, konsentrasi, dan kemampuan belajar."

Orangtua perlu mengajar anak mereka untuk menjadikan tidur sebagai prioritas dan membantu mereka mengembangkan rutinitas tidur yang baik. (jie)