risiko diabetes anak akibat covid-19

Ada Risiko Diabetes Tipe 1 dan 2 Pada Anak Karena COVID-19

Dalam penelitian yang dimuat oleh CDC dijelaskan bila terjadi peningkatan risiko diagnosis diabetes baru, baik tipe 1 atau 2, pada anak-anak dalam 30 hari pasca infeksi COVID-19.

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit kelainan autoimun, bukan karena keturunan. Terjadi kerusakan sel β pankreas yang menyebabkan tubuh kekurangan insulin secara permanen. Sementara diabetes tipe 2 disebabkan oleh pola makan dan faktor keturunan.

Riset sebelumnya mencatat adanya peningkatan diagnosa diabetes tipe 1, peningkatan kejadian dan keparahan ketoasidosis diabetik (KAD) pada populasi anak-anak di Eropa selama pandemi.

KAD merupakan kondisi kegawatan (komplikasi) dalam diabetes tipe 1 yang bisa berakibat kematian. Gejala ketoasidosis lainnya antara lain frekuensi buang air kecil meningkat, kelelahan, mual dan muntah, napas cepat dan dalam, linglung, penurunan kesadaran hingga koma.

Pada riset ini Catherine E, dkk dari CDC COVID-19 Emergency Response Team bermaksud mengevaluasi risiko diagnosis baru diabetes tipe 1 atau 2 dalam waktu 30 hari pasca infeksi pada mereka yang berusia <18 tahun.

Data diambil dari dua layanan asuransi kesehatan di Amerika Serikat (IQVIA dan HealthVerity). Ada 80.893 pasien COVID-19 usia < 18 tahun (rerata usia 12,3 tahun) yang tercatat di asuransi IQVIA dari  Maret – Februari 2021.

Dari data kedua, tercatat 439.439 pasien COVID-19 dari Maret 2020 – Juni 2021. Peneliti membandingkannya dengan pasien non COVID-19 usia <18 tahun atau yang didiagnosis ISPA (infeksi saluran napas akut) sebelum pandemi.

Di antara pasien-pasien ini kejadian diabetes signifikan lebih tinggi pada mereka dengan COVID-19, dibanding tanpa COVID-19, di dua database tersebut.  

Penelitian ini menyimpulkan bila infeksi COVID-19 berhubungan dengan perburukan gejala diabetes, dan penderita diabetes berisiko tinggi mengalami COVID-19 berat. COVID-19 juga bisa menyebabkan diabetes yang baru didiagnosis.

Peneliti juga menambahkan bila pasien COVID-19 berusia <18 tahun lebih mungkin menerima diagonisis diabetes baru >30 hari pasca-infeksi, dibandingkan mereka yang tidak mengidap COVID-19 dan mereka yang mengalami ISPA sebelum pandemi. ISPA tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.  

“Peningkatan risiko diabetes di antara orang berusia <18 tahun pasca infeksi COVID-19 menjadikan sangat penting untuk melakukan pencegahan COVID-19 dalam kelompok usia ini, termasuk melakukan vaksinasi untuk semua orang yang memenuhi syarat dan pengobatan penyakit kronis,” saran peneliti.

Prof. Dr. dr. Aman Pulungan, SpA(K), presiden dari Asia Pacific Pediatric Association, melalui akun Instagramnya menegaskan, “Ada risiko diabetes tipe 1 dan 2 pada anak <18 tahun Karena COVID-19. Pasien Diabetes anak juga meningkat selama pandemi Ini. Pastikan anak kita diimunisasi dulu sebelum sekolah PTM.” (jie)