4 Cara Mencegah Anak Stres selama Pandemi COVID-19
mencegah_anak_stres_selama_pandemi

4 Cara Mencegah Anak Stres selama Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 tidak hanya menimbulkan stres pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Pada November 2020 saja, ditemukan 95% kasus anak stres selama pandemi COVID-19. Angka ini melonjak tajam dibandingkan sebelum pandemi. “Apalagi sekarang setelah satu setengah tahun kita hidup dalam pandemi. Bisa kita bayangkan bagaimana tingkat stres anak,” ujar Samanta Elsener, M.Si, Psi, psikolog anak dan keluarga Good Doctor.

Pandemi memang menimbulkan dampak luar biasa pada mental anak. “Paling minimal, anak jenuh karena tidak bisa main keluar,” ungkap Samanta. Hari-hari anak yang dulu diwarnai dengan sekolah, dan bermain bersama teman-teman, mendadak harus menghadapi sekolah daring. Bertemu teman pun tidak bisa. Akhirnya gawai jadi pelarian. Alhasil, banyak anak yang jadi kecanduan gawai. “Bahkan sempat ada masa di mana 200 orang tua datang ke psikolog anak dalam sehari lantaran anak kecanduan gawai,” imbuhnya.

 

Tips Mencegah Anak Stres selama Pandemi

Badan Kesehatan Dunia WHO menyebut, akan ada depresi besar setelah pandemi nanti. Namun pandemi belum selesai, bahkan belum tahu kapan akan berakhir, aura depresi makin terasa. Anak mulai cranky, susah tidur, dan susah makan. “Orangtua harus jeli melihat apa yang dibutuhkan anak. Apakah anak cranky karena dia stres, atau karena kelebihan inforasi yang diproses di otaknya,” lanjutnya.

Berikut ini 4 cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak stres selama pandemi, dan menjadi lebih rileks menghadapi situasi sekarang ini.

1. Pastikan waktu tidur anak cukup

“Saat tidur, kerja otak anak melambat, sehingga tubuh menjadi lebih rileks,” terang Samanta. Tidur juga penting untuk me-recharge otak dan tubuh. “Jam 10 hingga 2 pagi, ada cairan yang membersihkan ‘kotoran’ di otak,” terang Samanta. Dengan cukup tidur, pikiran dan badan kembali segar dan lebih siap menjalani hari. “Kita pun merasa lebih produktif, kreatif, dan perasaan lebih senang, sehingga lebih optimal melakukan akivitas sehari-hari,” tuturnya.

2. Ajak anak mengenali emosinya

Kemampuan anak untuk mengidentifikasi emosi dan mengelolanya, belum sebaik orang dewasa. Kita bisa mengajarinya untuk memahami apa yang dirasakannya, serta menawarkan solusi untuk membuatnya lebih nyaman. Sekadar berbicara dari hati ke hati saja sudah bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan si Kecil.

3. Lakukan hobi bersama anak

“Melakukan kegiatan yang disukai merangsang produksi dopamin sehingga kita lebih rileks dan tenang,” ujar Samanta. Sebaliknya, stres meningkatkan kadar kortisol di otak. maka, lakukanlah berbagai aktivitas yang bisa meningkatkan produksi dopamin di otak. Misalnya, memasak, berkebun, bernyanyi atau melukis, “Kegiatan ini dapat dilakukan bergantian atau dikombinasikan antara hobi si kecil dan orangtua.” Apalagi, aktivitas seni secara alami juga menurunkan kadar kortisol.

4. Berikan pelukan hangat pada anak

Ini terdengar sepele, tapi besar sekali dampaknya. “Saat orangtua memeluk anak 8 kali sehari dengan durasi 20 detik, hal itu dapat membuat si Kecil rileks,” tandas Samanta. Pelukan meningkatkan kadar oksitosin, serotonin, endorfin, dan dopamin, yang menimbulkan perasaaan aman, nyaman, dan rileks. Sebaliknya, kadar kortisol akan berkurang dengan pelukan hangat.

 

Yuk, kita ciptakan suasana yang lebih kondusi untuk mencegah anak stres selama pandemi dan menjaga kewarasan. Jangan lupa libatkan pasangan. Pandemi ini memang sangat menantang. Tapi di sisi lain, bersama-sama di rumah selama 24/7 justru bisa membuat kita dengan anak dan pasangan makin dekat dan kompak. Bila kita bisa memaknai dan menyikapinya dengan lebih bijak, pandemi COVID-19 bisa menjadi blessing in disguise. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: School photo created by tirachardz - www.freepik.com