3 anak di jakarta meninggal akibat hepatitis akut misterius
hepatitis akut misterius di Indonesia

3 Anak di Jakarta Meninggal Akibat Hepatitis Akut Misterius, Bagaimana Antisipasinya

Tiga anak di Jakarta meninggal diduga akibat hepatitis akut misterius. Ketiganya dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. 

Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bila penyelidikan penyebab kejadian hepatitis akut misterius ini tengah dilakukan melalui pemeriksaan panel virus lengkap. 

“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang,” terang Juru Bicara Kemekes dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam keterangan resminya. 

Ketiga anak yang meninggal ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berbeda, yakni dari wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan negara-negara untuk waspada adanya kasus hepatitis akut misterius pada anak-anak di 12 negara di Eropa. 

Pada 5 April 2022 terdapat 10 kasus hepatitis akut yang belum diketahui sebabnya. Laporan pemeriksaan laboratorium tidak menemukan adanya virus Hepatitis A – E. Kejadian berlanjut hingga 8 April 2022, kasus meningkat hingga 74 anak terinfeksi hepatitis akut misterius ini, enam anak bahkan perlu menjalani transplantasi hati. 

Hingga 21 April 2022 kejadian telah menyebar ke banyak negara termasuk Irlandia (5 kasus), 3 kasus (usia 22 bulan – 3 tahun) dan 13 pada anak yang lebih besar di Spanyol, Israel (12 anak), Amerika Serikat (9 kasus) hingga Denmark (6 kasus). 

Tidak lama kemudian meluas hingga Asia, meliputi Jepang dan Singapura. Hingga saat ini sudah tiba di Indonesia. 

Waspadai gejala dan tandanya

IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menjelaskan fenomena kasus hepatitis akut misterius pada anak ini menjunjukkan gejala seperti: 

  • Penurunan kesadaran
  • Demam tinggi atau riwayat demam
  • Perubahan warma urin (gelap) dan/feses pucat
  • Kuning (jaundice)
  • Gatal 
  • Nyeri sendi atau pegal-pegal
  • Mual, muntah atau nyeri perut 
  • Lesu dan atau hilang nafsu makan
  • Diare

Pada pemeriksaan laboratorium ditunjukkan dengan nilai serum Aspartate transaminase (AST) atau Alaninie transaminase (ALT) lebih dari 500 U/L. Kenaikan kadar AST dan ALT ini menandakan adanya kerusakan hati, akut atau kronis.

ALT adalah enzim yang membantu mengubah protein menjadi energi untuk sel-sel hati. Sementara ALT merupakan enzim mitokondria yang terdapat di jantung, hati, otot, ginjal dan otak.  

Tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D dan E (virus-virus penyebab hepatitis/radang hati). Melainkan di beberapa kasus ditemukan jejak SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19) dan Adenovirus.

Pencegahan

IDAI menyarankan agar tetap tenang dan berhati-hati. Pencegahan infeksi hepatitis misterius ini bisa dilakukan dengan: 

  • Mencuci tangan
  • Minum air bersih yang matang
  • Makan makanan yang bersih dan matang penuh
  • Membuang tinja dan/atau popok sekali pakai pada tempatnya
  • Menggunakan alat makan sendiri-sendiri
  • Memakai masker dan menjaga jarak

“Jika menemukan anak-anak dengan gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, demam tinggi, memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat,” tulis IDAI. 

Sementara itu, dr. K. S. Denta, SpA, dari Mayapada Hospital menjelaskan walau tidak ditemukan virus hepatitis A – E, vaksinasi hepatitis A dan B tetap sangat penting untuk dilakukan dari anak hingga orang dewasa. 

“Untuk hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus, tersedia vaksinasi Hepatitis A dan Hepatitis B. Jika belum vaksinasi Hep.A, sebaiknya dilakukan untuk memberi perlindungan yang optimal,” tulis dr. Denta dalam akut Twitternya. (jie)