Keuntungan yang tak diduga dengan mengonsumsi terong adalah manfaatnya bagi fungsi kognisi atau daya ingat. Studi yang menitikberatkan pada warna kulit terong mendapati bahwa antosianin (pigmen warna biru-ungu) khusus yang disebut nasunin, adalah antioksidan kuat yang mampu melindungi kerusakan membran sel.
Dalam penelitian pada binatang, nasunin menunjukkan kerja perlindungan pada lapisan lemak di membran sel otak. Membran sel hampir seluruhnya terdiri dari lemak, yang berfungsi melindungi sel dari efek radikal bebas. Atau, membiarkan nutrisi masuk dan menerima instruksi dari molekul pembawa pesan, untuk mengaktifkan sel tersebut.
Peneliti juga mendapati bahwa antosianin mampu menghambat peradangan sel otak, sekaligus membuat sinyal antarsinaps (sambungan antarsaraf otak) lebih aktif. Juga memfasilitasi aliran darah yang lebih lancar ke otak. Hal ini mencegah kemunduran mental yang berhubungan dengan pertambahan usia, sekaligus meningkatkan daya ingat.
Meningkatkan gairah seksual
Masih banyak yang beranggapan bahwa terong dapat membuat pria mengalami disfungsi ereksi. Namun, penggunaan secara empiris menunjukkan sebaliknya.
Masyarakat Hindu kuno di India menggunakan terong sebagai sayuran pembangkit gairah seksual. Sementara masyarakat Eropa menjuluki terong sebagai “apel cinta” (apple love), dan terong sangat popular sebagai penambah gairah sejak tahun 1600-an.
Hal itu disebabkan kandungan flavonoid, yang dapat melancarkan peredaran darah; termasuk pembuluh darah di penis. Sehingga, terong baik dikonsumsi untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi yang disebabkan gangguan sirkulasi darah.
Bagi kaum wanita, tanaman ini mempunyai manfaat sendiri. Terong banyak mengandung asam folat, yang dibutuhkan wanita terutama dalam masa kehamilan dan dalam pembentukan selubung otak janin. Air rebusan akar terong, dipercaya sebagai tonik setelah proses persalinan.
Kesehatan jantung
Serat, potasium, vitamin C, vitamin B6 dan fitonutrien yang terkandung dalam terong secara umum dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Menurut the American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi makanan kaya flavonoid berhubungan dengan penurunan risiko kematian akibat serangan jantung. Flavonoid seperti antosianin, berperan besar dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Sebuah riset mengungkapkan pada mereka yang mengonsumsi lebih dari tiga porsi sayur /buah per minggu yang mengandung flavonoid, memiliki 34% risiko lebih rendah terkena serangan jantung dibanding mereka yang kurang konsumsinya.
Penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi antosianin berhubungan dengan penurunan tekanan darah. Peneliti mengikuti 87.242 wanita dari the Nurses’ Health Study II, 46.672 wanita dari the Nurses’ Health Study I dan 23.043 pria dari the Health Professionals Follow-Up Study, selama 14 tahun.
Mereka menemukan bahwa responden yang mengonsumsi lebih banyak antosianin, secara signifikan berisiko 8% lebih rendah mengalami hipertensi. Penurunan risiko semakin besar (12%) pada mereka yang berusia <60 tahun.
Yang perlu diwaspadai
Megan Ware, RDN, LD, seorang nutrisionis menjelaskan bahwa nasunin dapat mengikat zat besi dan mengangkutnya ke luar dari sel. Dengan demikian, mengonsumsi terong dalam jumlah banyak, terutama mereka yang sedang mengalami defisiensi zat besi, sangat tidak dianjurkan.
Terong juga mengandung oksalat yang dapat menyebabkan pembentukan batu di ginjal. “Tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh mereka yang gampang terjadi pembentukan batu ginjal. Dianjurkan, mereka yang sudah memiliki batu ginjal membatasi konsumsi makanan yang mengandung oksalat,” papar Megan. (jie)
Baca juga : Bagaimana Terong Bisa Menghilangkan Kerutan Kulit