Sejak dulu, daun katuk dipercaya dapat melancarkan ASI atau pelancar ASI. Istilah kekiniannya, ASI booster. “Daun katuk itu termasuk galaktagog, senyawa yang bisa merangsang prolaktin, hormon untuk memproduksi ASI,” terang dr. Ameetha Drupadi, CIMI, Konselor Laktasi. Studi oleh Sa’roni, dkk (2004) menunjukkan, ekstrak daun katuk atau nama latinnya Sauropus androgynous, meningkatkan volume ASI hingga 50,47% tanpa mengubah komposisi ASI.
Selain merangsang prolaktin, daun katuk juga kaya akan berbagai nutrisi lain yang bisa menunjang kesehatan dan kebugaran ibu selama menyusui. Antara lain polifenol, vitamin A, B, C, K dan pro vitamin A (betakaroten), kalsium, fosfor, zat besi dan serat, serta antioksidan.
“Untuk bisa bermanfaat sebagai galaktagog, daun katuk perlu dikonsumsi sebanyak 200 gr, tiga kali sehari,” ujar Maharani Anindita, Brand Manager Andalan Nutrisi yang membawahi produk Lactaboost. Sekadar gambaran, satu porsi daun katuk (100 – 125 gr) kira-kira semangkuk kecil – sedang. Bisa dibayangkan, berapa banyak daun katuk yang perlu dimakan untuk mencukupi sebagai galaktagog.
Baca juga: Sukses Memberi ASI Eksklusif: Perhatikan Posisi Bayi saat Menyusu
Makan bermangkuk-mangkuk daun katuk setiap hari bisa membosankan. Ini bisa diakali dengan mengolah daun katuk menjadi berbagai hidangan. Misalnya memasukkan daun katuk ke isian pastel atau risol bersama dengan wortel dan kentang. Daun katuk bisa pula diolah jadi smoothie atau es krim dengan berbagai bahan makanan lain, yang resepnya bisa mudah ditemukan lewat mesin pencari.
Dan masih banyak pula sumber galaktagog selain katuk, misalnya daun bangun-bangun, fenugreek, hingga susu almond. Pilihlah sesuai selera.
Alternatif lain, mengonsumsi daun katuk dalam bentuk suplemen, seperti Lactaboost. Dalam satu kaplet, sudah terkandung 250 mg ekstrak daun katuk. Praktis. “Apalagi, Lactaboost tidak menimbulkan bau kurang sedap pada tubuh, atau bau amis di ASI, yang kadang muncul saat ibu makan daun katuk banyak-banyak,” tutur Maharani. Konsumsilah sesuai anjuran.
Baca juga: Berikan ASI dari Satu Payudara dalam Sekali Menyusui
Tentu, tak cukup hanya mengonsumsi galaktagog. Ibu pun harus memerhatikan asupan makanan dan nutrisi. Patokannya tetap pedoman gizi seimbang, hanya saja asupan makanan perlu ditambah, karena ibu menyusui membutuhkan 2.500 – 2.800 kkal dalam sehari. Ini harus meliputi makronutrisi (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrisi (vitamin dan mineral) dalam komposisi seimbang.
Ibu pun harus happy dan rileks. “Kalau pikiran ibu rileks, ASI akan lancar. Sebaliknya kalau ibu stres, produksi ASI tersendat,” ujar dr. Ameetha. Dukungan suami dan orang-orang terdekat sangat dibutuhkan utnuk membuat ibu bahagia dan nyaman saat menyusui, sehingga bisa merasa rileks. (nid)