vitamin D untuk suplemen kesehatan tubuh

Menentukan Dosis Vitamin D yang Tepat Untuk Kesehatan Tubuh

Vitamin D dikenal sebagai vitamin untuk tulang, tetapi banyak penelitian terbaru menyatakan bahwa Vitamin D berperan dalam banyak mekanisme organ tubuh termasuk dalam sistem imun dan pertumbuhan sel. Hal ini karena Vitamin D ternyata memiliki reseptor di hampir seluruh tubuh seperti pankreas, kardiovaskular, hati, ginjal atau paru. Lantas, berapa kebutuhan vitamin D yang tepat agar tidak kekurangan?

Vitamin D kerap disebut sebagai “sunshine vitamin” karena ia diproduksi di kulit sebagai respons alamiah dari paparan sinar matahari. Secara kimiawi, bentuk aktif vitamin D ada dua, yakni vitamin D2 (ergokalsiferol) dan D3 (kolekalsiferol). Vitamin D3 bersifat lebih stabil dan terukur dalam meningkatkan kadar vitamin D dalam darah sehingga paling banyak digunakan sebagai suplemen.

Meskipun paparan sinar UV melimpah di Indonesia, faktanya sebagian besar kadar vitamin D masyarakat Indonesia masih rendah. WHO mencatat bahwa rata-rata kadar vitamin penduduk Indonesia hanya 17,2 ng/ml (nanogram per milliliter), ini termasuk kekurangan (defisiensi) vitamin D.

Bahkan, data South East Asian Nutrition Survey menyatakan lebih dari 94% anak-anak Indonesia mengalami kekurangan vitamin D. Sedangkan menurut Hidayat, dkk, dalam Indonesian Journal of Internal Medicine menyebutkan bila 78,2% lansia di Jawa dan Sumatera defisiensi vitamin D.

American Association of Clinical Endocrinologist (AACE) mengkategorikan 30-100 ng/ml sebagai kadar normal (cukup) Vitamin D baik pada dewasa maupun anak. 

Cukup hanya dengan berjemur?

Selama ini banyak anggapan cukup dengan berjemur maka kita tidak akan kekurangan vitamin D. Faktanya, walau sudah berjemur tetapi kadar vitamin D dalam darah tetap kurang.

Normalnya orang dewasa dengan kulit cerah hanya membutuhkan sekitar 10-15 menit berjemur matahari untuk mendapatkan vitamin D. Tetapi semakin gelap warna kulit, semakin lama dibutuhkan waktu untuk berjemur. Rata-rata orang Indonesia yang berkulit sawo matang butuh 15-30 menit.

Ada banyak hal lain yang mempengaruhi pembentukan vitamin D dari paparan sinar ultraviolet, seperti warna kulit, usia, obesitas, penyakit seperti menderita gagal ginjal, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu. Dalam jurnal Nutrients 2020 disebutkan juga bila polusi udara, tinggal di dataran tinggi, dan menderita penyakit (IBD, sistik fibrosis, penyakit celiac, dll) yang mempengaruhi penyerapan makanan juga berpotensi menyebabkan seseorang kekurangan vitamin D.

Untuk menentukan kebutuhan vitamin D perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium dan monitoring ke dokter. Pemeriksaan kadar 25-hidroksi vitamin D (25[OH]D3) dilakukan untuk mengetahui status vitamin D pada mereka yang berisiko defisiensi. Skrining ini juga terutama dilakukan pada mereka yang berisiko defisiensi vitamin D.

AACE merekomendasikan asupan vitamin D berdasarkan kelompok umur:

  • 0-1 tahun. Rekomendasi harian sebanyak 400-1000 IU (international units), sementara terapi untuk pasien defisiensi adalah 2000 – 50.000 IU/minggu selama 6 minggu.
  • 1-18 tahun. Rekomendasi harian sebanyak 600-1000 IU. Rekomendasi untuk pasien defisiensi adalah 2000-50.000 IU/minggu selama 6 minggu.
  • >18 tahun. Rekomendasi harian sebesar 1500-2000 IU/hari. Terapi untuk pasien defisiensi adalah 6000-50.000 IU/minggu selama 8 minggu.
  • Obesitas dan pasien malabsorpsi. Rekomendasi harian sebanyak 4000-6000 IU. Sedangkan pada kasus defisiensi dosis harus ditingkatkan 2-3 kali.

Kondisi insufisiensi dan defisiensi yaitu pada kadar Vitamin D < 30 ng/ml membutuhkan dosis tinggi untuk cepat mencapai nilai normal vitamin D. Setelah normal, baru dapat dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan (dosis harian).

Toksikologi dan keamaan

Ketetapan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2020 menyatakan bahwa vitamin D 1000 IU sudah dimasukan ke dalam kategori suplemen. Rentang keamanan vitamin D cukup luas dengan NOAEL (No Observed Adverse Effect Level) hingga 10.000 IU/hari.

Begitu banyaknya peran dan manfaat vitamin D di dalam tubuh, sehingga penting untuk mencukupi dan menjaga kadar vitamin D di level normal. Idealnya lakukan pemeriksaan vitamin D terlebih dahulu dan konsultasikan dosis vitamin D yang anda butuhkan kepada dokter. (jie)
_________________________________________________________

Ilustrasi: Taking medicine photo created by jcomp - www.freepik.com