Ngopi pagi atau sore sudah menjadi gaya hidup masyarakat desa hingga kota. Tetapi ada banyak klaim tentang kopi yang bisa mempengaruhi kadar kolesterol. Penelitian menunjukkan hasil bercampur.
Tetapi satu hal yang pasti: kopi bisa meningkatkan kadar kolesterol, tetapi tergantung dari bagaimana ia diseduh dan seberapa banyak dikonsumsi.
Hubungan antara kopi dan kolesterol
Beberapa penelitian, bahkan satu dekade lalu, telah menunjukkan adanya hubungan antara kopi dengan kadar kolesterol.
Minyak dalam kopi (disebut diterpenes), seperti cafestol dan kahweol adalah penyebabnya. Minyak kopi ini secara alami ditemukan dalam kopi berkafein dan tanpa kafein.
Penelitian memperkirakan bila cafestol mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memetabolisme dan mengatur kolesterol. Menurut sebuah meta-analisa, minyak kopi bisa menurunkan asam empedu dan sterol netral.
“Ini bisa meningkatkan kadar kolesterol,” tulis Sun Ha Jee, et al, dalam laporannya yang diterbitkan di American Journal of Epidemiology. Walau terkesan lebay, peneliti menyimpulkan bahwa cafestol adalah senyawa peningkat kolesterol paling ampuh yang diidentifikasi dalam makanan manusia.
Mereka juga menyatakan: “Bila Anda memiliki mutasi genetik yang memperlambat metabolisme kopi di dalam tubuh dan minum kopi lebih dari dua cangkir sehari, risiko menderita penyakit jantung (karena kolesterol tinggi) mungkin akan naik.”
Kenapa pilihan atau cara ngopi berpengaruh?
Minyak kopi akan keluar paling saat bubuk kopi diseduh dengan air panas. French press telah terbukti memiliki konsentrasi cafestol yang lebih besar.
French press merupakan mesin yang digunakan dengan menempatkan bubuk kopi di bagian bawah wadah, lalu bubuk kopi direbus dengan air panas, dan kemudian ditekan secara perlahan.
Berbeda cerita dengan menyeduh kopi dengan gaya Amerika – memakai teko lengkap dengan penyaringnya – memiliki tingkat yang relatif lebih rendah, karena air hanya melewati bubuk kopi satu kali. Sebagian besar cafestol tertinggal di penyaring.
Penelitian lain tahun 2007 di jurnal Molecular Endocrinology menemukan bila kopi ala Turki dan ngopi ala Skandinavia mengandung minyak diterpen tertinggi. Kopi instan dan drip-brewed coffee memiliki jumlah yang dapat diabaikan, sementara espresso memiliki jumlah sedang.
Penelitian dari Baylor College of Medicine menunjukkan bahwa minum 5 cangkir kopi setiap hari, selama 4 minggu menggunakan French press bisa meningkatkan kadar kolesterol 6-8%.
Kopi tetap bermanfaat untuk kesehatan asal…
Kecuali Anda minum kopi yang tidak disaring atau memakai metode French press tiap hari dalam jumlah banyak, peningkatan kolesterol seharusnya tidak menjadi masalah. Sebaliknya, minum kopi bisa memberikan banyak manfaat kesehatan.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara kopi dan peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker. Studi sebelumnya yang menemukan hubungan tersebut tidak mempertimbangkan perilaku berisiko tinggi lainnya yang umum pada peminum kopi, seperti merokok dan kurang olahraga.
Sebaliknya penelitian telah membuktikan manfaat kopi pada penurunan angka kematian dan efek perlindungan melawan diabetes tipe 2, penyakit hati, Parkinson hingga depresi.
Meskipun ada alasan untuk khawatir tentang kopi yang meningkatkan kadar kolesterol, Anda tidak perlu bereaksi berlebihan. Anda dapat mengurangi risikonya dengan menyeduh kopi dengan drip-brewing dan menikmati kopi French press atau espresso dalam jumlah sedang. (jie)
Baca: Ini Kenapa Anda Sebaiknya Tidak Sembarangan Menyeduh Kopi