Penelitian mengenai manfaat daun jati Belanda juga dilakukan Setyo Sri Rahardjo, dari Program Pasca Sarjana UGM (Universitas Gadjah Mada). Ia meneliti ekstrak etanol daun jati Belanda terhadap aktivitas enzim lipase. Tes dilakukan pada 30 tikus jantan albino, yang dibagi 5 kelompok dan mendapat ekstrak etanol daun jati Belanda selama 30 hari. Berat badan tikus dimonitor tiap hari. Sebelum dan sesudah tes dilakukan, diambil sampel darah dan aktivitas lipase pankreas dimonitor.

Hasilnya menunjukkan, ekstrak etanol daun jati Belanda menurunkan/menghambat aktivitas serum lipase. Lipase adalah enzim yang bekerja memecah lemak menjadi asam lemak. Setelah  menjadi asam lemak, barulah dapat diserap oleh tubuh.

Maret 2008 di Fakultas Kedokteran Undip (Universitas Diponegoro), Semarang dilakukan uji toksisitas. Ini penting, karena sebagai jamu pelangsing belum ada yang mengukur standar keamanan ekstrak daun jati belanda. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok.

Ekstrak daun jati Belanda diberikan 1x sehari. Hasil pengamatan selama 7 hari: tidak ada tikus yang mati pada kelompok kontrol dan semua kelompok. Disimpulkan, ekstrak alkohol dalam daun jati Belanda tidak bersifat toksik (beracun). Dan secara bermakna menurunkan berat badan, pada kelompok yang mendapat dosis sama atau lebih dari yang dikonsumsi manusia. 

Menurut Lalang Ken Handita, S.Sos, MM dari Badan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian RI, untuk peluruh kolesterol ambil beberapa lembar daun jati Belanda kering dan seduh dengan air panas. Saring sebelum diminum, tambahkan satu sendok madu atau gula batu.

Untuk pelangsing tubuh, ambil 7 lembar daun jati Belanda segar, cuci bersih. Tambahkan rimpang bangle, temulawak atau kunir putih. Rebus dengan 1,5 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum. Selain minumi ramuan ini, minum banyak air putih. Ekstrak daun jati belanda bisa dibeli di pasaran. _(jie)

Baca Juga: Jati Belanda, Pelangsing Alami

http://www.freepik.com">Designed by Freepik